Garut (ANTARA) - Organisasi Islam Muhammadiyah mengembangkan aplikasi sebagai persiapan untuk memudahkan jalannya pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), program pemerintah pusat yang saat ini mulai dilakukan uji coba di Pondok Pesantren Darul Arqam Kabupaten Garut Jawa Barat.
"Ini solusi digital suatu ekosistem digital berbasis 'platform' untuk memonitor operasional dari SPPG -Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi- atau dapur, di mana Muhammadiyah berperan aktif," kata Koordinator Bidang Tim Koordinasi Nasional Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah Safrudin Anhar saat uji coba solusi digital yang dirancang untuk mengelola dan mengoptimalkan operasional dapur Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah di Pondok Pesantren Darul Arqam Kabupaten Garut Jawa Barat, Rabu.
Ia menjelaskan, Muhammadiyah bersama Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, dan Universitas Muhammadiyah berupaya melakukan pendekatan dalam menerapkan program MBG berbasis teknologi dengan menggunakan aplikasi.
Menurut dia, penerapan sistem digital yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu menjalankan sistem program makan gratis bagi pelajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah agar berjalan lancar dan sesuai tujuan memberikan makanan bergizi yang saat ini diterapkan di Darul Arqam Garut.
"Kami sudah mulai sejak hari ini, khususnya di Darul Arqam, nanti akan bergulir, ada sekolah Muhammadiyah lain yang memiliki dapur," kata Safrudin.
Ia menjelaskan cara kerja aplikasi tersebut, yakni memonitor dan memitigasi mulai dari hulu sampai hilir penerapan program MBG, seperti memastikan kondisi bahan baku makanan yang berkualitas.
Selanjutnya aplikasi itu, kata dia, dapat mengetahui ketersediaan dan kondisi bahan baku makanan yang masih segar dan sudah lama sehingga menu makanan yang disajikan dalam kondisi sehat dan higienis.
"Untuk memonitor dan memitigasi, soal terjadinya bahan makanan mengandung racun, kadaluarsa, sampai pada di hilir," katanya.
Ia menambahkan, aplikasi tersebut juga akan mendeteksi jarak tempuh dan sudah tersedia atau belum menu makanan tersebut, sehingga bisa dipastikan semuanya dapat terpantau proses penyediaan makanan bergizi itu.
Bahkan, lanjut dia, aplikasi tersebut akan mendeteksi semua anak-anak penerima manfaat program MBG tersebut, mulai dari kesukaan menu makanannya, perkembangan fisik, dan kondisi kesehatannya selama program MBG itu berjalan.
"Anak-anak itu tak hanya kesehatan, kita ada 'reporting' tentang kecerdasan, ini menjadi penting bagi kita, apakah berpengaruh atau tidak," katanya.
Ia menegaskan, aplikasi tersebut sementara digunakan terlebih dahulu untuk internal Muhammadiyah, terlebih nanti akan digunakan di setiap lembaga pendidikan Muhammadiyah apabila sudah ditunjuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penyelenggara MBG.
"Kalau nanti ditunjuk tetap pakai aplikasi ini," katanya.
Terkait aplikasi tersebut bisa digunakan di luar Muhamadiyah, pihaknya terbuka apabila BGN meminta aplikasi tersebut untuk diterapkan dalam menyelenggarakan program MBG.
"Kalau kami diminta agar aplikasi ini jadi bagian BGN, kami terbuka, untuk sementara kami di internal dulu," katanya.
Ia berharap program MBG yang digelorakan pemerintah pusat itu dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan gizi dan kesehatan kalangan pelajar sebagai upaya membangun generasi bangsa yang kuat dan sehat.
"Kami juga ingin program ini tepat sasaran, dan manfaatnya dirasakan, baik oleh UMKM, apalagi anak sekolah," katanya. *****
Pewarta: Feri Purnama
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025