Muhaimin: Alumni ponpes ujung tombak perjuangan aswaja, NU, dan Islam

1 month ago 20

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa alumni pondok pesantren (ponpes) merupakan ujung tombak perjuangan ahlusunah waljamaah (aswaja), Nahdlatul Ulama (NU), dan Islam.

"Alumni pondok pesantren, khususnya alumni Himasal, amat sangat luar biasa menjadi bagian ujung tombak dari perjuangan aswaja, perjuangan NU, perjuangan Islam. Tugas utama alumni tentu mendorong agar umat Islam, khususnya warga aswaja bisa menjadi subjek bukan objek," kata dia sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Minggu.

Cak Imin, sapaan akrabnya, menyampaikan hal itu saat penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Himasal (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) V dan Lembaga Ittihadul Mubalighin Aly (LIM) II di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (8/2).

Di hadapan ribuan anggota Himasal, Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat itu juga menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto bahwa 50 orang terkaya di Indonesia menguasai 75 persen total aset bangsa, tetapi 50 persen dari total penduduk Indonesia tidak memiliki aset dan tidak mampu.

"Itu kondisi Indonesia yang disampaikan Presiden dan beliau memerintahkan seluruh menterinya untuk menjadi fokus kerja. Kerjaan ini tentu tidak ringan, harus melibatkan semua pihak, dan saya yakin alumni yang menjadi kiai, pengusaha di berbagai bidang, insya Allah tidak akan putus tanggung jawab peduli kepada negara dan bangsa," ucapnya.

Cak Imin meyakini Himasal di bawah kepemimpinan KH Abdullah Kafabihi Mahrus Ali akan terus berkiprah bukan hanya mencetak santri yang alim, tetapi juga santri yang kelak menjadi ujung tombak perubahan.

"Santri yang menjadi ujung tombak dari seluruh perubahan, bukan menjadi korban dari perubahan. Inilah cita-cita kita semua," ujar dia.

Lebih lanjut, Cak Imin mengajak seluruh santri dan alumni untuk aktif berdakwah di media sosial. Menurut dia, media sosial merupakan wujud dari perubahan yang tidak bisa dielakkan.

"Sekarang Instagram kalah dengan TikTok. Facebook tidak ada apa-apanya dibanding TikTok. Ini perlu peran Himasal untuk turut andil mengendalikan, memasukkan konten-konten dakwah positif agar tercipta baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang makmur)," demikian Cak Imin.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |