Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Pemantau Olahraga Jakarta (MPOJ) mengatakan keberhasilan DKI Jakarta meraih hattrick juara umum pada ajang olahraga nasional, termasuk di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XVII 2025, merupakan bukti kolaborasi antara Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan KONI DKI berjalan efektif.
“Ini hattrick untuk Jakarta pada event nasional tahun ini. Prestasi beruntun ini menunjukkan pembinaan berjalan baik,” kata Peneliti MPOJ Sofwan Sulthon dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa.
DKI Jakarta kembali tampil sebagai juara umum POPNAS XVII dengan mengumpulkan 221 medali, terdiri atas 101 emas, 56 perak dan 64 perunggu. Jawa Tengah menempati posisi kedua dengan 153 medali (57 emas, 39 perak, 56 perunggu), disusul Jawa Timur dengan total 162 medali (50 emas, 54 perak, 58 perunggu). Jawa Barat mengoleksi 160 medali, sedangkan Banten menutup lima besar dengan 50 medali.
Baca juga: Rebut 101 emas, Jakarta juara umum Popnas 2025
Selain POPNAS, Jakarta sebelumnya juga keluar sebagai juara umum PON Bela Diri 2025 di Kudus dengan 42 emas, 27 perak dan 30 perunggu. Pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) 2025, Jakarta kembali menjadi juara umum mengalahkan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ia menegaskan pencapaian tersebut tidak lepas dari solidnya hubungan antara Dispora dan KONI DKI Jakarta.
“Sinergi dan kolaborasi Dispora dan KONI menjadi kunci peningkatan prestasi. Kemesraan ini harus dijaga hingga menghadapi PON NTB–NTT 2028,” ujarnya.
MPOJ mencatat sejak kepemimpinan Pramono Anung dan Rano Karno, koordinasi antara kedua lembaga berjalan tanpa konflik.
“Di POMNAS, PON Bela Diri dan POPNAS, KONI dan Dispora saling menguatkan,” kata Sofwan.
Baca juga: KONI Jakarta siap dongkrak prestasi setelah juara umum PON Bela Diri
Ia juga mengingatkan agar kolaborasi tersebut tidak terganggu oleh dinamika internal maupun perebutan jabatan.
“Jangan sampai ada pihak yang merusak pembinaan olahraga Jakarta,” ujarnya.
MPOJ berharap Pemerintah Provinsi dan DPRD DKI terus memberi dukungan agar pembinaan prestasi berjalan berkelanjutan.
“Pembinaan olahraga tidak bisa instan. Perlu proses panjang dan konsistensi,” kata Sofwan menambahkan.
Baca juga: DKI raih juara umum POMNas XVIII
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































