Menyoal keamanan data pasien dalam penggunaan AI di RS

1 month ago 20

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K), MARS menekankan bahwa kepercayaan dan keamanan data jadi fondasi utama dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) di fasilitas kesehatan.

"Itu yang ditanyakan pasien, masalah data pribadi ini. Jadi, saya kira hampir semua rumah sakit sekarang menggunakan electronic medical record, benar-benar mereka menggunakan electronic medical record," kata dia dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Iwan membenarkan bahwa terdapat waktu di mana pasien bertanya terkait data rekam medis yang tersimpan dalam database. Pertanyaan makin kritis dengan adanya sistem data di salah satu rumah sakit vertikal yang terkena peretasan selama dua hari, sehingga tidak bisa dioperasikan.

Baca juga: BRIN-APEC buka peluang kembangkan teknologi AI bidang kesehatan

Menurutnya, keamanan data yang ditakutkan terkena peretasan bukan pada kapan dan di mana data itu terjadi, melainkan data-data penting yang disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggungjawab.

"Itu yang kita diskusikan dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pertama untuk perlindungan. Jangan sampai ada yang diretas," kata dia.

Atas alasan itu juga, rumah sakit vertikal bersama pemerintah juga memastikan pentingnya melakukan back-up pada server data untuk menjaga kepercayaan pasien pada data-data yang tersimpan.

Baca juga: Kemenkes dan universitas kolaborasi bidang AI dan bioteknologi untuk kesehatan

Iwan menekankan server back-up data harus berada di Indonesia, guna meminimalisasi penyalahgunaan informasi oleh pihak lain. Ia juga membeberkan pemerintah dulu sempat ditawari untuk menyimpan data di luar negeri, namun segera ditolak karena lebih mementingkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Upaya lainnya yang sudah dilakukan oleh rumah sakit vertikal yakni bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mendorong penguatan perlindungan data dari sisi hukum melalui Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi.

Dari sisi rumah sakit swasta, Presiden Direktur Mandaya Hospital Group dr. Benedictus Reinaldo Widaja, MBChB (UK) menambahkan bahwa penguatan pada sektor keamanan menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga data semua pasien rumah sakit.

Baca juga: AI bantu atasi masalah kurangnya tenaga medis di Indonesia

Keamanan ditentukan dari ekosistem data serta alat yang digunakan oleh rumah sakit. Pihak-pihak yang mendapatkan akses pun seharusnya diikat oleh suatu aturan agar tidak dapat sembarangan membagikan kata sandi maupun hal-hal yang berkaitan dengan sistem data.

"Kita suka lupa bahwa walaupun IT itu sebagaimana kuat, tapi kadang-kadang kebijakan dan prosedur atau SOP-nya itu yang justru lebih penting," katanya.

Benedictus juga menekankan bahwa setiap pihak perlu menyadari bahwa sangat penting untuk menggunakan informasi pasien hanya untuk keperluan medis.

Baca juga: Menkes: Adopsi AI dalam inovasi medis bantu bangun sistem kesehatan

Baca juga: Wamenkomdigi ungkap pentingnya pengawasan AI di sektor kesehatan

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |