Jakarta (ANTARA) - The Indonesian Broadway Hikayat Nusantara menampilkan beragam kekayaan budaya Indonesia dalam Pagelaran Sabang Merauke untuk mengajak para penonton menyelami hikayat Nusantara.
Jakarta Concert Orchestra membawa lagu-lagu daerah Indonesia dengan orkestrasi megah dalam pertunjukan yang melibatkan ratusan seniman, penari, dan penyanyi itu.
Pagelaran Sabang Merauke yang dilaksanakan di Indonesia Arena pada Jumat (22/8) malam menampilkan cerita rakyat dari daerah, seperti Malin Kundang dari Sumatera Barat dan Yuyu Kangkang dari Jawa Timur.
Alat musik tradisional serta tarian dari Aceh, Kalimantan, hingga Papua ditampilkan pula dalam pertunjukan tersebut, yang menghadirkan tokoh cerita Nusantara seperti Hanoman, Dewa Tumang dalam legenda Tangkuban Perahu, serta Punakawan.

Koreografer Shandidea Cahyo menghadirkan tarian teatrikal yang energik dan memukau untuk Pagelaran Sabang Merauke. Sebanyak 351 penari mengikuti latihan di Yogyakarta sebelum tampil dalam pertunjukan tersebut.
Beberapa atraksi penari dalam pagelaran tersebut membuat para penonton berdecak kagum, termasuk atraksi menari di atas pecahan piring dalam pertunjukan tari piring dari Minangkabau serta atraksi Lompat Batu dari Nias.
Sementara itu, kelucuan anak-anak yang tampil mengenakan kostum semut saat Yura Yunita menyanyikan lagu "Injit-Injit Semut" dari Jambi mengundang senyum dan tawa penonton.
Baca juga: Padi Reborn aransemen ulang "Mahadewi" untuk Pagelaran Sabang Merauke
Sutradara Rusmedie menyampaikan bahwa konsep cerita Pagelaran Sabang Merauke dirancang dalam waktu kurang lebih satu tahun.
Penyiapan cerita dilakukan berdasarkan hasil riset dengan mengedepankan keperluan edukasi, tetapi tidak mengesampingkan unsur hiburan.
Pagelaran Sabang Merauke didukung dengan tata panggung yang meski terlihat sederhana memiliki arti mendalam.
Perancang panggung Iskandar Loedin mengatakan bahwa penataan panggung dilakukan dengan mempertimbangkan wujud fisik wilayah Indonesia, yang ditampilkan dalam bentuk tangga melingkar dari kanan ke kiri serta lingkaran di tengah.
Selain itu, warna pada panggung disesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia. Warna biru ditampilkan sebagai representasi lautan yang mengelilingi wilayah dan lantai panggung yang bernuansa cokelat merepresentasikan bagian daratan.
Baca juga: Pagelaran Sabang Merauke 2025 usung kekayaan cerita rakyat

Elwin Hendrijanto selaku direktur musik, Avip Priatna selaku konduktor orkestra, serta seniman musik tradisi Kiki Dunung memadukan elemen kebaruan, unsur tradisi yang otentik, dan orkestra megah dalam satu kesatuan yang mencerminkan kehidupan berbangsa di Indonesia dalam Pagelaran Sabang Merauke.
Tribun Indonesia Arena pada Jumat (22/8) malam dipenuhi oleh penonton, menunjukkan minat masyarakat pada pertunjukan seni dan budaya Indonesia.
Penonton banyak yang datang bersama keluarga dan memakai pakaian dengan sentuhan unsur tradisi dari wastra Nusantara.
Decak kagum para penonton tak berhenti terdengar ketika para musisi dan seniman tampil dengan balutan busana indah.
Pagelaran Sabang Merauke diharapkan bisa mendorong kaum muda untuk mencintai dan ikut menjaga kekayaan seni dan budaya Indonesia.
Baca juga: Pagelaran Sabang Merauke 2025 libatkan 351 penari lintas generasi
Baca juga: Wamenbud: Pagelaran Sabang Merauke bukti Indonesia negara kebudayaan
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.