Mamuju (ANTARA) - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara melepas secara simbolis ekspor biji kakao fermentasi dari PT Untuk Indonesia Hijau ke Yokohama Jepang.
Pelepasan ekspor kakao yang berasal dari kawasan transmigrasi Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat itu, berlangsung di pelataran Kantor Gubernur Sulbar, Jumat.
"Inilah salah satu contoh keberhasilan kawasan transmigrasi yang produktif dan mampu mendukung ekspor nasional," kata Mentrans, di Mamuju, Jumat.
Mentrans menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Sulbar dalam mengembangkan potensi transmigrasi menjadi sentra produksi unggulan.
"Pelepasan ekspor ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Sulbar untuk terus memperkuat posisinya sebagai daerah penghasil kakao unggulan, serta mendorong pembangunan industri hilir yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat," ujar Iftitah.
Sementara, Gubernur Sulbar Suhardi Duka menyampaikan bahwa ekspor kakao ini merupakan bukti nyata kontribusi Sulbar terhadap perekonomian nasional melalui komoditas unggulan daerah.
"Kita buktikan ini hari bahwa kakao produk Sulbar berkontribusi terhadap nasional. Kakao dari Sulbar diekspor ke Eropa, Amerika dan hari ini ke Jepang," kata Suhardi Duka.
Sulbar diketahui memproduksi sekitar 75.000 ton kakao per tahun.
Hampir seluruh hasil panen tersebut diekspor ke luar negeri, menjadikan Sulbar sebagai salah satu lumbung kakao nasional.
Meski begitu, Suhardi Duka menyampaikan harapannya agar ekspor tidak lagi dalam bentuk bahan mentah sepenuhnya.
"Saya minta ke pak Menteri supaya kita buatkan hilirisasi di sini, supaya ekspornya itu jangan mentah-mentah semua. Ya setengah jadilah kalau bisa, supaya nilai tambahnya ada," ujar Suhardi Duka.
Menurutnya, dengan adanya industri pengolahan di tingkat lokal, tidak hanya petani yang mendapat manfaat, tetapi juga para pedagang dan pelaku usaha lainnya di rantai pasok kakao.
Ekspor kali ini dilakukan oleh PT Untuk Indonesia Hijau, yang mengelola hasil kakao dari kawasan transmigrasi di Kabupaten Polewali Mandar.
Biji kakao yang diekspor merupakan hasil fermentasi, yang memiliki kualitas lebih tinggi dan nilai jual yang lebih baik di pasar internasional.
Baca juga: Pemprov Sulbar targetkan kualitas kakao Sulbar terbaik di dunia
Baca juga: Upaya Sulbar entaskan kemiskinan melalui budi daya kakao
Baca juga: Wamentan Sudaryono dorong Jember untuk ekspor kopi dan kakao
Pewarta: Amirullah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.