Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menghadiri Festival Bedhayan mengemukakan perlunya inovasi dan kreasi dalam upaya pelestarian budaya.
"Upaya pelestarian tidak cukup hanya melestarikan yang lama saja, tetapi juga harus ada inovasi-inovasi baru, kreasi baru, adaptasi baru. Di situlah salah satu bentuk pengembangan budaya," katanya saat menghadiri Festival Bedhayan V di Gedung Kesenian Jakarta, Sabtu (9/8).
Ia mengapresiasi penyelenggaraan Festival Bedhayan, festival tahunan yang digelar oleh Laskar Indonesia Pusaka, Jaya Suprana School of Performing Arts, dan Swargaloka dengan dukungan Kementerian Kebudayaan.
Sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Minggu, ia menyampaikan bahwa festival tersebut tidak hanya menampilkan keindahan tari, tetapi juga kedalaman nilai-nilai budaya warisan para leluhur bangsa.
Ia menyebut Tari Bedhaya sebagai tarian dengan makna filosofis serta warisan budaya takbenda perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Penyelenggaraan festival dan pengembangan kreasi baru tarian, menurut dia, merupakan bagian dari upaya pelestarian Tari Bedhaya.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung upaya komunitas Bedhaya untuk melanjutkan dan meningkatkan penyelenggaraan Festival Bedhayan.
"Bagaimana supaya festival ini bisa sustainable, bisa berlanjut terus, dan bisa semakin memajukan budaya Indonesia, khususnya di bidang tari klasik maupun tari yang mendapatkan sentuhan kreasi," katanya.
Baca juga: Festival Bedhayan tampilkan tarian meditatif
Festival Bedhayan V mengangkat tema utama Panca Utsava Bedhayan, lima elemen utama dalam seni Bedhayan yang terdiri atas estetika gerak, kesakralan makna, ketertiban irama, keseimbangan rasa, dan keluhuran jiwa.
Kelima unsur tersebut merupakan refleksi dari keharmonisan antara tubuh, jiwa, dan alam semesta, yang merupakan inti dari budaya Jawa sekaligus cerminan prinsip hidup bangsa Indonesia dalam menjunjung tinggi kearifan lokal.
Sebanyak 15 sanggar tari menampilkan karya-karya tari klasik Jawa selama Festival Bedhayan V, yang juga mencakup pertunjukan spesial Tari Enggang serta pameran produk lokal.
Ketua Umum Festival Bedhayan 2025 Aylawati Sarwono menyampaikan bahwa Festival Bedhayan dalam lima tahun terakhir telah menjadi wadah bagi seniman, budayawan, akademisi, dan generasi muda dalam menggali nilai filosofis, simbolis, dan spiritual dari tari Bedhaya.
Festival tersebut diselenggarakan untuk mendukung upaya pelestarian seni tari klasik Jawa, khususnya Bedhaya.
Baca juga: Festival Bedhayan kembali hadir sebagai upaya merawat warisan bangsa
Baca juga: Menteri Kebudayaan sebut budaya sebagai kekuatan pemersatu bangsa
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.