Mentan: Refocusing anggaran buahkan peningkatan produksi beras di 2024

4 weeks ago 8
(Produksi beras) 3 juta ton (di bulan September 2024), 2,9 juta ton (di bulan Agustus 2024), lebih tinggi daripada iklim normal

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan, refocusing anggaran yang dilakukan tahun lalu telah membuahkan hasil salah satunya berupa peningkatan produksi beras sebesar 1,49 juta ton pada Agustus-Desember 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Amran mengatakan bahwa recofusing anggaran tersebut dilakukan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim yang terjadi pada tahun lalu yaitu el nino, la nina, dan kekeringan.

“(Produksi beras) 3 juta ton (di bulan September 2024), 2,9 juta ton (di bulan Agustus 2024), lebih tinggi daripada iklim normal. Itulah pentingnya menganalisa dengan baik. Ini bukan karena anggaran, tapi mengambil keputusan dalam kondisi kritis. Mengambil keputusan dengan cepat dan tepat,” kata Amran dalam acara bertajuk “Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru”, di Jakarta, Kamis.

Anggaran senilai Rp1,7 triliun yang semula ditujukan untuk perjalanan dinas, seminar, perbaikan gedung, hingga rapat di hotel, kemudian dialihkan atau diprioritaskan untuk membeli benih unggul, pompa, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).

Berkat refocusing anggaran Rp1,7 triliun, peningkatan produksi beras 1,49 juta ton pada paruh kedua 2024 tersebut memberikan nilai tambah setara dengan Rp17,89 triliun. Amran menegaskan, data produksi beras ini merupakan data valid yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan bukan berasal dari kementeriannya.

“Bulan Agustus, September, Oktober adalah paceklik. Dan tidak ada sejarahnya itu bisa produksi naik. Tidak mungkin, (karena) ada el nino, la nina, kekeringan. Tapi yang terjadi adalah kita lihat, Agustus-September (produksi beras) 3 juta ton. Dan ini data BPS,” kata Amran.

Selain produksi beras yang meningkat, recofusing anggaran juga membuahkan hasil lainnya yakni berupa ekspor jagung sebesar 50 ribu ton pada Mei 2024.

Amran juga menyampaikan capaian pompanisasi sawah tadah hujan dengan total seluas 1 juta hektare di Pulau Jawa dan luar Jawa yang menjadi solusi cepat di tengah tantangan kekeringan. Berkat pompanisasi, indeks pertanaman (IP) pada akhirnya juga turut meningkat.

Pada saat yang bersamaan, ujar dia, optimalisasi lahan rawa seluas 351 ribu hektare di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Lampung juga dilakukan pada tahun lalu.

“Waktu kritis ini, kita pompa airnya naik, mengairi sawah-sawah tadah hujan. Dulunya tanam 1 kali, jadi 3 kali atau minimal 2 kali. Itu (contoh) di Begawan Solo. Inilah yang meningkatkan produksi kemarin di saat el nino dan la nina yang menyelamatkan kita. Dan berhasil,” kata Amran.

Baca juga: Mentan sebut produksi padi Januari-Maret 2025 naik 50 persen

Baca juga: Membangun optimisme keberlimpahan produksi beras nasional

Baca juga: Mentan targetkan kenaikan produksi beras di Jatim hingga 2 juta ton

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |