Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan ketahanan pangan menjadi fondasi utama dalam memperkuat ketahanan nasional karena pangan menyangkut hajat hidup rakyat dan stabilitas bangsa secara menyeluruh.
"Ketahanan pangan adalah jantung dari ketahanan nasional," kata Mentan saat memberikan kuliah umum kepada peserta Pendidikan Pembentukan Pimpinan Negara (P3N) Angkatan XXV dan Pendidikan Pengetahuan Strategis (P4N) Angkatan LXVIII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, sebagaimana keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, ketahanan pangan adalah fondasi utama negara karena jika pasokan pangan terganggu, maka stabilitas ekonomi, sosial, dan keamanan nasional pun akan ikut terdampak secara signifikan.
"Jika pangan terganggu, maka stabilitas negara pun ikut terganggu," ujarnya dalam kuliah umum tersebut bertajuk "Membangun Sistem Hilirisasi Pertanian yang Berdaya Saing untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan".
Dikatakan, ketahanan pangan bukan sekadar isu ekonomi, tetapi menyangkut keberlangsungan hidup bangsa.
Ia mengingatkan kesalahan dalam membaca persoalan pangan bisa berujung pada kebijakan yang salah dan berdampak lebih besar daripada korupsi.
"Seperti kata Bung Karno, hidup matinya bangsa ditentukan oleh pangan. Salah menganalisis pangan bisa lebih fatal dampaknya daripada korupsi," tutur Amran.
Mentan juga memaparkan komitmen nyata pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat sektor pertanian.
Hal itu diwujudkan melalui penerbitan tujuh peraturan presiden (perpres) strategis, yang di antaranya mengatur soal pupuk bersubsidi, harga gabah, dan irigasi.
"Distribusi pupuk kini sudah jauh lebih sederhana dan efisien. Rantai birokrasi yang dulu menyulitkan petani kini telah dipangkas agar pupuk bisa langsung sampai ke tangan petani," jelasnya.
Mentan Amran menyebut hasil dari serangkaian kebijakan yang berpihak pada petani ini telah mendorong produksi beras nasional ke titik tertinggi sepanjang sejarah.
"Alhamdulillah, saat ini produksi beras kita mencapai rekor tertinggi. Ini bukan hasil kebetulan, tapi buah dari keberpihakan dan kerja nyata pemerintah terhadap petani," tambahnya.
Ia juga mengajak seluruh peserta Lemhannas yang merupakan calon-calon pemimpin nasional untuk turut berperan aktif dalam memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
"Ketahanan pangan bukan semata urusan teknis. Ini adalah isu strategis yang membutuhkan dukungan semua lini kepemimpinan, baik pusat maupun daerah," pesan Mentan.
Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily memberikan apresiasi atas capaian sektor pertanian di bawah kepemimpinan Amran.
Ia menilai sektor tersebut kini menjadi sumber optimisme baru dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
"Kemajuan sektor pertanian saat ini sangat menggembirakan. Ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia punya peluang besar menjadi kekuatan pangan global," ujar Ace.
Ia menambahkan sektor pertanian yang sebelumnya kerap dipandang sebelah mata, kini mulai menunjukkan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional, terutama setelah diperkuat oleh teknologi dan kebijakan yang tepat sasaran.
"Dulu sektor ini dianggap punya kontribusi kecil terhadap PDB karena minim teknologi. Sekarang kita lihat pertanian mulai bangkit menjadi keunggulan strategis bangsa," kata Ace.
Baca juga: Mentan: Kopdes Merah Putih ujung tombak distribusi pangan adil
Baca juga: Mentan Amran: Kalau pangan terganggu negara bisa "runtuh"
Baca juga: Pemerintah salurkan 1,3 juta ton beras SPHP untuk tekan kenaikan harga
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.