Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mengatakan ajang Pertamina Student Athletics Championships (SAC) Indonesia telah membentuk ekosistem yang dapat mendukung kemajuan olahraga atletik di Tanah Air.
"Ini adalah sebuah ekosistem yang sangat baik, di mana DBL sebagai penyelenggara, PASI yang menggali potensi atlet, dan Kemenpora yang menindaklanjuti hingga menghasilkan juara dunia," kata Dito Ariotedjo sebagaimana dikutip dari laman Kemenpora di Jakarta, Minggu.
Menpora menghadiri putaran final Pertamina SAC Indonesia 2024-2025 yang digelar di Stadion Benteng, Tangerang, Banten, pada Sabtu (22/2). Kompetisi atletik terbesar di Indonesia berlangsung selama 20 - 22 Februari yang diselenggarakan oleh DBL Indonesia dan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dengan dukungan dari PT Pertamina.
Ia mengatakan, ajang tersebut telah membentuk ekosistem olahraga atletik yang bagus karena berkolaborasi dengan berbagai pihak. Oleh sebab itu, ia meminta agar ekosistem yang ada tetap dijaga dan ditingkat pada ajang-ajang yang akan datang.
Dalam kesempatan itu, Dito juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan SAC Indonesia ini, terutama kepada para orang tua atlet.
Menurutnya, para orang tua atlet berperan paling penting dalam mengantarkan atlet ke kompetisi tersebut.
"Tanpa dukungan dan partisipasi mereka, SAC tidak akan sebesar dan sesukses ini," katanya.
Lebih lanjut, Dito menegaskan komitmen pemerintah dalam memajukan olahraga atletik di Indonesia. Saat ini, kata dia, pihaknya sedang bekerja keras agar atletik di Indonesia semakin maju.
"Kami telah membangun berbagai fasilitas, seperti pusat pelatihan di Pangalengan, dan sebentar lagi akan diresmikan pusat pelatihan di Cibubur," katanya.
Menanggapi adanya aspirasi mengenai atletik sebagai mata pelajaran wajib di sekolah, Dito mengatakan bahwa pihaknya sedang berdiskusi dengan Kemendikdasmen untuk memformulasikan kebijakan.
"Bapak Presiden menginginkan agar jam olahraga di sekolah bertambah, dan atletik dasar akan menjadi materi yang kami perjuangkan. Apalagi atletik adalah 'mother of sport', induk dari segala cabang olahraga," katanya.
Dito berharap para atlet muda tidak berhenti berkompetisi hanya di tingkat SD, SMP, atau SMA, tetapi bisa terus melangkah hingga membawa nama Indonesia di panggung internasional, bahkan hingga Olimpiade.
Ajang Pertamina SAC Indonesia kali ini diikuti sebanyak 3.526 pelajar dari 312 sekolah terdiri 288 pelajar yang terkualifikasi di tingkat regional dari wilayah Sumatera, Jawa Barat, Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Sementara, 3.238 pelajar bersaing di SAC Indonesia Junior Challenge 2025 yang merupakan ajang pendukung dan menjadi bagian rangkaian dari Pertamina SAC Indonesia 2024-2025 National Championship. Junior Challenge diperuntukkan bagi pelajar tingkat SD dan SMP dari seluruh Banten.
Baca juga: Menpora: Pertamina SAC momentum siapkan bibit atletik masa depan
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025