Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa upaya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai langkah strategis untuk membangun sekolah, peningkatan infrastruktur pertanian, serta meningkatkan investasi.
"Hasil dari efisiensi anggaran tersebut nantinya akan dialokasikan untuk pembangunan sekolah, peningkatan infrastruktur pertanian, serta meningkatkan investasi melalui lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara)," kata Wamentan dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Wamentan menyampaikan bahwa upaya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto, baik di tingkat kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah, merupakan langkah strategis yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dan juga, saya bisa pastikan bahwa dari efisiensi ini tidak ada yang di PHK, tidak ada bantuan sosial yang dikurangi, tidak ada beasiswa yang dihilangkan. Semua program yang baik ini tidak ada yang dikurangi,” ujar Wamentan.
Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini juga mengungkapkan bahwa efisiensi ini bertujuan untuk kemajuan bangsa. Anggaran yang selama ini terkumpul dari perjalanan dinas misalnya, mencapai Rp44 triliun per tahun, bisa dialihkan untuk pembangunan sekolah dan sektor pertanian.
“Nah dengan kita kurangi setengahnya, atau Rp22 triliun kita bisa memperbaiki sekolah. Kenapa? Karena Presiden sudah mengidentifikasi dari semua mata anggaran ini ada anggaran yang diuntungkan di satu kementerian. Setelah dicek di situ banyak anggaran yang di tahan,” katanya.
Wamentan menjelaskan, banyak anggaran yang sebelumnya tidak efektif dan tidak tepat sasaran, seperti anggaran untuk pengentasan stunting yang justru tidak sampai pada tujuannya.
Anggaran tersebut, menurut dia, sering kali tersalurkan ke pos lain yang tidak relevan, sehingga dibutuhkan langkah efisiensi untuk menahan pengeluaran yang tidak produktif.
“Judulnya pengentasan stunting, begitu dicek uangnya entah kemana. Jadi banyak sekali anggaran ditahan Rp1 miliar, Rp2 miliar diumpeti di ATK dan lain-lain, sehingga efisiensi ini bukan berarti masuk kantong presiden tapi dialihkan untuk kuota buku, tambah benih bibit dan pupuk,” ucapnya.
Lebih lanjut, Wamentan juga menanggapi adanya aksi protes dari sebagian kalangan masyarakat terkait kebijakan efisiensi anggaran ini.
Meski demikian, Sudaryono menganggap aksi protes tersebut tidak masalah, karena merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang diatur oleh undang-undang.
Namun, Sudaryono mengingatkan bahwa seharusnya yang diprotes adalah pemborosan anggaran, bukan upaya penghematan yang dilakukan pemerintah.
“Hanya menurut saya lucu, harusnya yang diprotes itu pemborosan. Lah ini kita lagi penghematan kok diprotes,” imbuhnya.
Dengan kebijakan efisiensi anggaran tersebut, Wamentan berharap Indonesia dapat lebih fokus pada pengalokasian dana untuk pembangunan sektor-sektor yang benar-benar bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Baca juga: Presiden perintahkan harga-harga sembako diturunkan jelang Ramadhan
Baca juga: Wamentan ajak diaspora di Eropa bantu ekspor pertanian demi petani RI
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025