Teheran (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Seyed Abbas Araghchi pada Sabtu (6/9) mengatakan bahwa Iran dan Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) hampir menyetujui sebuah kerangka kerja baru bagi dimulainya kembali kerja sama bilateral.
Dia menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi di Teheran saat mengomentari kerja sama antara Iran dan Badan Pengawas Nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu di masa depan, serta hasil putaran baru perundingan antara kedua belah pihak, yang dimulai di Wina pada Jumat (5/9), menurut kantor berita resmi Iran, IRNA.
"Sejauh yang saya tahu, negosiasi yang baik telah dilakukan dan kami hampir mencapai sebuah kerangka kerja sama baru dengan badan tersebut," ujar Araghchi.
Dia mengatakan kerja sama yang bermanfaat bagi Iran adalah kerja sama yang mempertimbangkan kepentingan negara itu, yang secara khusus tercermin dalam undang-undang parlemen.
Menyinggung kemungkinan untuk melanjutkan perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS), sang menlu Iran mengatakan kedua belah pihak sedang bertukar pesan melalui mediator.
Araghchi menekankan, pada saat Amerika sampai pada kesimpulan bahwa mereka memiliki kesiapan untuk negosiasi yang berlandaskan kepentingan bersama dan saling menghormati, kami juga akan siap untuk memulai dialog.
Iran dan AS dijadwalkan mengadakan putaran keenam perundingan nuklir tidak langsung pada 15 Juni di Oman. Perundingan tersebut ditangguhkan setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada 13 Juni, yang menargetkan sejumlah situs Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militer, lalu disusul serangan udara AS terhadap tiga situs nuklir Iran pada 22 Juni.
Sebagai respons, parlemen Iran dengan suara bulat meloloskan sebuah undang-undang (UU) untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA. UU tersebut melarang inspektur IAEA mengakses situs nuklir Iran kecuali Dewan Keamanan Nasional Tertinggi menyatakan situs-situs itu aman dan kedaulatan Iran dihormati sepenuhnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.