Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebutkan sinergi antara Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan langkah tepat untuk menyukseskan transformasi digital nasional.
Contohnya untuk memastikan pemerataan konektivitas internet ke daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), TNI ikut terlibat menentukan titik-titik strategis yang membutuhkan dan mengamankan infrastrukturnya sehingga Kemkomdigi dapat menghadirkan internet secara optimal.
"Kemkomdigi membangun konektivitas di daerah Papua bekerja sama dengan teman-teman TNI, khususnya yang bertugas di sana," kata Meutya dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Meutya mengapresiasi sinergi itu dan berharap ke depannya kolaborasi sejenis dapat terus dikembangkan sehingga untuk daerah-daerah yang memiliki tantangan keamanan juga tetap bisa merasakan manfaat dari digitalisasi nasional.
Hal ini juga penting mengingat pemerataan konektivitas digital merupakan langkah untuk menyukseskan Visi Indonesia Digital 2045.
Baca juga: Pemerintah dorong kemajuan teknologi melalui pengembangan SDM digital
"Ini contoh kolaborasi Kementerian Komdigi dan TNI yang akan terus berlanjut," ujarnya.
Lebih lanjut, selain sinergi untuk mendukung pemerataan konektivitas, Kemkomdigi dan TNI juga penting bersinergi dalam membangun pertahanan di ruang digital.
Langkah ini harus dilakukan sebagai respons atas dinamika geopolitik global di mana saat ini beberapa negara jatuh ke dalam situasi konflik termasuk juga konflik di ruang digital.
"Dalam konflik geopolitik ini juga terjadi perang-perang dalam bentuk digital. Itu menggambarkan pentingnya pertahanan digital," katanya.
Menurutnya, tantangan dalam pertahanan digital semakin kompleks, beragam inovasi digital tak terbendung sehingga dapat menjadi celah bagi pertahanan suatu negara jika tak bersiap.
Ia mencontohkan inovasi digital yang mulai masif seperti munculnya layanan konektivitas satelit Low Earth Orbit (LEO) dari perusahaan asing serta derasnya arus data lintas batas negara, keduanya dapat menimbulkan risiko terhadap pertahanan dan keamanan negara.
"Di situlah pentingnya digitalisasi dikawal tidak hanya oleh para pakar IT tapi juga orang yang ahli dalam strategi pertahanan," ungkap Meutya.
Bahkan tidak hanya itu, sinergi antara Kemkomdigi dan TNI juga harus menyentuh lapisan masyarakat umum karena ancaman keamanan di ruang digital saat ini juga dapat terjadi dengan adanya penyebaran hoaks atau berita palsu.
Hoaks yang beredar di masyarakat berpotensi mengganggu stabilitas keamanan negara, untuk itu Kemkomdigi dan TNI perlu bersinergi menangkal hoaks-hoaks yang mengancam keamanan nasional.
Baca juga: Kemkomdigi perkuat pengawasan dan putus akses aktivitas judol
Baca juga: Kemkomdigi tindak tegas iklan rokok di media sosial berdasarkan aduan
Baca juga: Kemkomdigi ajak masyarakat kedepankan sisi positif teknologi AI
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.