Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Anggoro Eko Cahyo menyatakan pihaknya membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 13,93 persen year-on-year (yoy/secara tahunan) dengan outstanding sebesar Rp293,24 triliun per kuartal II 2025.
Ia mengatakan pencapaian tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan pembiayaan pada industri perbankan nasional maupun syariah, dalam periode yang sama.
"Pembiayaan Bank Syariah Indonesia tumbuh di 13,93 persen, (sementara) industri perbankan syariah 8,37 persen dan industri perbankan (nasional) di angka 7,77 persen," ucap Anggoro di Jakarta, Senin.
Ia menuturkan mayoritas pembiayaan disalurkan ke segmen ritel dan konsumer, termasuk emas sebesar Rp211,78 triliun, atau 72,22 persen dari total portofolio, serta segmen wholesale dengan porsi 27,78 persen.
Penyaluran pembiayaan yang mencapai double digit tersebut turut berkontribusi pada peningkatan laba perseroan audited yang tumbuh solid angka 10,21 persen yoy menjadi Rp3,74 triliun per Juni 2025.
Meskipun tumbuh double digit, ia mengatakan kualitas pembiayaan perseroan tetap terjaga dengan non-performing financing (NPF/pembiayaan macet) gross 1,87 persen, membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri yang berada pada level 2,22 persen.
Anggoro menyampaikan penyaluran pembiayaan merupakan salah satu dari tiga aspek kinerja perseroan yang tumbuh di atas rata-rata pencapaian industri perbankan nasional maupun syariah.
Ia menyatakan aspek lainnya yang juga tumbuh di atas rata-rata nasional adalah aset perseroan yang naik 10,97 persen yoy menjadi Rp401 triliun pada kuartal II 2025.
Sementara itu, ia menyebutkan bahwa aset perbankan syariah meningkat 7,83 persen yoy dan aset perbankan nasional naik 6,43 persen yoy.
Ia menuturkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikelola BSI juga meningkat menjadi Rp323 triliun, atau 8,83 persen yoy, yang berkontribusi menjadi komposisi Dana Murah (Current Account Savings Account/CASA) di level 61,78 persen atau Rp199,48 triliun.
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian industri perbankan syariah sebesar 6,91 persen dan perbankan nasional senilai 6,96 persen.
"Jadi, di tiga indikator ini Bank Syariah Indonesia tumbuh di atas industri perbankan nasional dan juga perbankan syariah," ujar Anggoro.
Baca juga: BSI catat layanan cicil emas capai Rp9,1 triliun per triwulan II 2025
Baca juga: BSI siapkan 2.000 aset untuk Gebyar Lelang dengan harga kompetitif
Baca juga: BSI apresiasi langkah pemerintah perkuat likuiditas lewat injeksi dana
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.