Mojokerto, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mendorong upaya regenerasi petani yakni membentuk petani muda demi terwujudnya Indonesia yang mandiri pangan.
“Petani muda menjadi catatan penting karena kita mengalami keterlambatan dalam meregenerasi pertanian kita,” katanya saat berkunjung ke Kebun Petani Mitra PG Gempolkerep di Mojokerto, Jawa Timur, Kamis.
Baca juga: Menko PM: Pembiayaan dan pendampingan kunci pemberdayaan UMKM
Cak Imin, sapaan akrab Menko PM, menuturkan regenerasi petani saat ini menjadi isu yang mendesak tidak hanya bagi Indonesia melainkan juga seluruh negara karena semakin sedikitnya generasi muda yang tertarik pada profesi ini.
Padahal, Indonesia memiliki cita-cita mampu memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat melalui usaha sendiri yakni dari para petani lokal sehingga keberadaan petani generasi muda sangat dibutuhkan demi keberlanjutan.
Bahkan regenerasi petani akan mampu menciptakan platform dan cara baru dalam mengembangkan pertanian tanah air.
Dalam hal ini, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) telah membentuk mini estate entrepreneur petani tebu muda sebagai calon-calon penerus petani tebu dan pengembangan luasan lahan tebu.
Baca juga: Menko PM optimistis petani mampu wujudkan swasembada pangan nasional
Menjelang akhir Desember telah terlaksana tiga batch seleksi peserta program Agripreneur Tebu untuk penempatan di daerah Sragen, Madiun dan Kediri.
Sementara saat ini sedang dilakukan boothcamp pelatihan dan pendampingan kepada 50 peserta.
Cak Imin berharap langkah PT SGN dapat direplikasi oleh berbagai pihak lain di seluruh Indonesia agar semakin banyak petani muda yang pada akhirnya mendukung terwujudnya swasembada pangan.
“Banyak sekali akhirnya petani mitra yang kondisi perekonomiannya meningkat dan terinspirasi menjadikan pertanian sebagai sumber ekonomi yang menjanjikan,” katanya.
Baca juga: Menteri UMKM dan Menko PM live shopping Shopee di Tanah Abang
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025