Menkes ungkap alasan Indonesia terima jadi lokasi uji coba vaksin TBC

1 week ago 6

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sejumlah alasan Indonesia tertarik menjadi tempat uji coba klinis vaksin tuberkulosis (TB), salah satunya untuk mengetahui kecocokan vaksin tersebut dengan masyarakat Indonesia.

"Karena dengan kita lakukan clinical trial level 3, kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita, karena itu tergantung genetiknya juga," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Selain itu, kata dia, Indonesia juga bisa mendapatkan akses teknologi vaksin tersebut melalui keterlibatan ilmuwan lokal dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Universitas Indonesia (UI).

Menteri Budi mengatakan keikutsertaan dalam uji klinis fase 3 ini juga memungkinkan Indonesia bisa lebih cepat memproduksi vaksin tersebut di Bio Farma, apabila uji coba berhasil.

"Yang ketiga, kita sekaligus bisa menegosiasi nanti kalau ini sudah jadi, kita bisa lakukan produksinya lebih cepat di Bio Farma di Indonesia," kata Budi.

Budi mengatakan produksi vaksin ini penting mengingat sekitar satu juta orang di Indonesia terinfeksi TBC setiap tahun, dengan kematian mencapai 100 ribu jiwa.

Baca juga: Presiden ungkap pembicaraan dengan Bill Gates soal uji coba klinis vaksin TBC

Produksi vaksin diharapkan bisa ditingkatkan minimal 10 kali lipat untuk mencegah penularan dan kematian akibat penyakit tersebut.

"Yang harus kita produksi vaksinnya minimal 10 kali lipatnya lah, supaya bisa memastikan orang-orang kita tidak kena dan 100 ribu orang Indonesia yang meninggal setiap tahunnya bisa kita elakkan," kata Budi.

Dia menambahkan bahwa pembahasan mengenai uji coba klinis vaksin TBC ini sudah dilakukan oleh tim dari UI dan Universitas Padjajaran.

Dalam kesempatan itu, Budi menuturkan bahwa vaksin efektif untuk menangani penyebaran penyakit menular.

Dia mencontohkan hadirnya vaksin saat pandemi COVID-19 yang berhasil mengendalikan penyebaran wabah tersebut.

"COVID itu bisa berhenti karena ada vaksin, bukti ilmiahnya. Jadi vaksin itu sangat dibutuhkan untuk bisa mengurangi penyakit menular," kata dia.

Baca juga: Bill Gates: Indonesia pegang peran strategis basmi TBC global

Dia menyebut bahwa TBC merupakan penyakit menular pembunuh nomor satu di Indonesia, dengan 100 ribu orang meninggal setiap tahunnya.

"Ini tidak ada vaksinnya karena ini kejadian di negara miskin. Jadi negara maju enggak mau bikin. Gates Foundation sudah membiayai negara-negara vaksin TBC yang baru, terutama untuk Amerika Latin, Asia, dan Afrika. Ini negara-negara miskin yang banyak TBC. Dia bikin vaksin itu sekarang sudah ada dan sedang clinical trial level 3," ucap Budi.

Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengungkap salah satu isi pembicaraannya dengan Bill Gates di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5), yaitu terkait uji coba klinis vaksin TBC di Indonesia.

Bill Gates, melalui yayasannya Bill & Melinda Gates Foundation, saat ini membiayai penelitian dan uji coba vaksin TBC, yang telah masuk tahap uji klinis di beberapa negara.

“Beliau sedang kembangkan vaksin TBC untuk dunia, tetapi Indonesia akan menjadi salah satu tempat uji coba klinis (vaksin), dan kita mengetahui bahwa TBC memakan korban kita cukup besar, yang meninggal hampir 100 ribu tiap tahunnya,” kata Presiden Prabowo dalam keterangan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5).

Baca juga: Kemenkes targetkan vaksin tuberkulosis sudah ada tahun 2028

Baca juga: Kemenkes: 81 persen kasus TBC Indonesia berhasil ditemukan pada 2024

Baca juga: Menkes sebut vaksin jalur cepat keluar dari jeratan TBC di Indonesia

Pewarta: Fathur Rochman, Andi Firdaus
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |