Bogor (ANTARA) - Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) memperkuat komitmen perikanan tuna berkelanjutan melalui dukungan Ocean Stewardship Fund (OSF) milik Marine Stewardship Council (MSC).
Ketua II ATLI Dwi Agus Siswa Putra dalam keterangannya di Bogor, Selasa, menjelaskan komitmen tersebut juga telah disampaikan dalam Pertemuan Koordinasi Program Perbaikan Perikanan (Fishery Improvement Program/FIP) Tuna Longline Indonesia di Sekretariat ATLI, Pelabuhan Benoa, Bali, pada 15 Mei lalu.
Kegiatan ini menandai momentum strategis dalam upaya Indonesia mendorong praktik perikanan berkelanjutan yang diakui secara global.
Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pemerintah daerah, lembaga riset, perguruan tinggi, serta organisasi pendamping seperti Marine Stewardship Council (MSC), Sustainable Fisheries Partnership, dan LINI ini menjadi forum penting untuk memperkuat sinergi antarpemangku kepentingan.
Salah satu agenda utama adalah penyerahan simbolik pendanaan dari Ocean Stewardship Fund (OSF) kepada ATLI oleh MSC Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap percepatan implementasi perbaikan perikanan menuju keberlanjutan. OSF merupakan inisiatif global dari MSC yang bertujuan mendukung transisi perikanan menuju standar keberlanjutan MSC.
Dalam konteks Indonesia, dana ini sangat penting untuk memperkuat kapasitas pemangku kepentingan lokal dalam meningkatkan tata kelola perikanan, termasuk penguatan pemantauan, pengumpulan data ilmiah, serta pengelolaan sumber daya ikan yang berbasis ekosistem dan bukti ilmiah.
Tahun ini, satu perikanan dan dua mahasiswa pascasarjana dari Indonesia menerima pendanaan. Perikanan tuna longline yang beroperasi di bawah naungan ATLI di Samudera Hindia menerima dukungan dana untuk proyek peningkatan program observer guna memperkuat pemantauan dan keberlanjutan perikanan tuna dan ikan pedang Indonesia.
"Dukungan OSF ini menjadi katalisator dalam perjalanan FIP Tuna Longline Indonesia menuju sertifikasi MSC. Komitmen ini tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor produk tuna nasional, tetapi juga berkontribusi terhadap kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha lokal," ujar Dwi.
Pertemuan koordinasi ini juga menjadi wadah refleksi atas capaian FIP serta diskusi langkah strategis ke depan, termasuk sinkronisasi kebijakan dengan pemerintah pusat dan daerah.
ATLI menyampaikan perkembangan kegiatan FIP yang selama ini difokuskan pada peningkatan praktik penangkapan, pencatatan logbook, observer independen, serta aspek legalitas dan keterlacakan (traceability).
Direktur Program MSC Indonesia, Hirmen Syofyanto, menyampaikan bahwa keberhasilan perikanan Indonesia menuju keberlanjutan tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi.
"Melalui pendanaan Ocean Stewardship Fund, kami ingin mendorong transformasi sistemik dalam tata kelola perikanan. Dukungan ini mencerminkan komitmen MSC untuk bekerja bersama pelaku industri seperti ATLI dalam mempercepat proses perbaikan perikanan agar sesuai dengan standar internasional," jelas Hirmen.
Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan DJPT-KKP, Syahril Abd Raup mengatakan bahwa FIP menjadi instrumen penting dalam mendukung agenda nasional perikanan berkelanjutan, sebagaimana tertuang dalam kebijakan KKP dan prioritas pembangunan ekonomi biru.
Melalui forum ini, ATLI juga mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang dalam mendukung cita-cita perikanan tuna Indonesia yang bertanggung jawab dan lestari. Dengan pendekatan inklusif dan berbasis data, diharapkan tuna longline Indonesia dapat memenuhi standar internasional serta memberikan dampak nyata bagi ekosistem dan komunitas pesisir.
Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh MSC Indonesia. Komitmen MSC dalam mendukung FIP melalui OSF menjadi bukti nyata kerja sama internasional dalam mengakselerasi transformasi perikanan dunia ke arah yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: MSC salurkan dana 2,2 juta dolar AS untuk perikanan berkelanjutan
Baca juga: Volume tuna bersertifikat MCS meningkat 24 persen dalam setahun
Baca juga: MSC Indonesia angkat isu penangkapan ikan berlebih di Sanlat Ramadhan
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025