Karantina Kalsel sertifikasi belasan ribu kepiting bakau

4 hours ago 3

Banjarmasin (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan sertifikasi terhadap 13.637 kepiting bakau sebelum diekspor melalui Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru menuju ke China.

Kepala Karantina Kalsel Erwin AM Dabuke di Banjarmasin, Selasa, mengatakan belasan ribu ekor kepiting bakau hidup ini memiliki nilai ekonomi mencapai Rp601,3 juta.

“Telah menjalani pemeriksaan sebelum dikirim ke China, melalui petugas di satuan pelayanan di Bandara Syamsudin Noor,” katanya.

Erwin menyebutkan bahwa petugas di satuan pelayanan tersebut memastikan bahwa seluruh kepiting telah memenuhi persyaratan untuk dapat diekspor sehingga diberikan sertifikasi.

"Kepiting harus memiliki berat minimal 150 gram atau lebar karapas 12 sentimeter per ekor,” ucapnya.

Baca juga: Bangka Tengah jadi pilot proyek penelitian pembenihan kepiting bakau

Erwin mengungkapkan, karena kepiting ini merupakan hasil tangkapan alam, maka untuk yang sedang dalam kondisi bertelur dilarang untuk diekspor guna menjaga kelestarian populasi di habitat aslinya.

Sebelum diekspor, kata dia, petugas karantina mengambil sampel kepiting bakau guna keperluan uji laboratorium untuk memastikan kepiting yang dikirim bebas dari hama penyakit ikan karantina (HPIK) berupa white spot syndrome virus (WSSV).

Selain itu, pelaku usaha (eksportir) juga diharuskan sudah mengantongi sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB).

Erwin menuturkan permintaan kepiting bakau dari luar negeri tergolong cukup tinggi, khususnya China.

"Terbukti adanya pengiriman dari Kalsel ke negara tersebut setiap minggu," katanya.

Baca juga: Karantina Kalsel sertifikasi 1,7 juta kepiting bakau ekspor

Menurut dia, daging kepiting bakau yang tebal, manis dan tekstur yang khas membuatnya menjadi menu favorit dalam hidangan perayaan atau jamuan penting masyarakat di China.

“Dengan pengawasan dan pemeriksaan ketat dari Karantina, ekspor kepiting bakau dapat terus meningkat secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem. Selain menguntungkan pelaku usaha perikanan lokal, ekspor ini juga dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen komoditas laut unggulan di pasar global,” ujar Erwin.

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |