Pekanbaru, (ANTARA) - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin melakukan peletakan batu pertama atau pembangunan Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal Riau di Jalan Nagasakti, Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru, Jumat.
Menkes mengatakan tujuan dibangunnya RS UPT Vertikal ini untuk memastikan masyarakat Indonesia, termasuk di Pulau Sumatera agar tidak lagi berobat ke negeri seberang seperti Malaysia dan Singapura.
“Karena setiap tahun ada 2 juta orang untuk berobat ke luar negeri dan biaya pengobatan yang dibayarkan sekitar 11 miliar dollar Amerika Serikat. Jika di kurs kan dengan nilai rupiah saat ini , maka sekitar Rp176 triliun rupiah setiap tahunnya,” kata Menkes Budi Gunadi.
Menurutnya jika saja RS ini bisa menarik 10 persen dari Rp176 triliun itu, maka sudah 11 triliun per tahun yang bisa dihasilkan. RS Cipto Mangunkusumo saja yang paling besar per tahunnya hanya Rp2 triliun.
"Jadi saya membayangkan RS ini akan bisa lebih besar dari RSCM, karena potensinya besar sekali,” imbuhnya.
Baca juga: Kemenkes: CKG temukan 50 persen perempuan alami obesitas sentral
Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi Gunadi juga menyatakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus yang terbaik termasuk dari segi kesehatan. Dengan dibangunnya RS UPT Vertikal Riau ini tentu diharapkan bisa memberikan manfaat yang banyak bagi masyarakat.
“Kita harus bangun RS yang terbaik dan memberikan fasilitas terbaik dengan alat-alat modern. Saya minta nanti RS ini selain berfokus pada jantung, stroke, dan ginjal juga harus mengutamakan kanker,” ungkap Budi Gunadi.
Sementara itu, Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Provinsi Riau M Job Kurniawan menyebutkan bahwa dengan dilaksanakannya ground breaking ini menjadi perjalanan penting untuk membangun RS UPT Vertikal Riau. Ini sebuah rumah sakit yang menjadi harapan besar masyarakat Riau.
“Rumah sakit ini dirancang untuk memberikan pelayanan unggulan khususnya di bidang jantung, stroke, dan uronefrologi. Tiga penyakit kritis yang selama ini memaksa banyak warga Riau mencari pengobatan keluar negeri, terutama ke negara tetangga Malaysia dan Singapura,” sebut M Job Kurniawan.
Baca juga: Menkes: 8,2 juta orang sudah manfaatkan CKG
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025