Menkes di Retret IPDN: Penting daerah implementasi program kesehatan

2 months ago 7
tugas kita sebagai pemerintah untuk menjaga masyarakat tetap sehat

Sumedang, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Retret Gelombang II yang diikuti kepala daerah mengungkapkan pentingnya daerah mengimplementasikan program kesehatan dari negara.

"Urusan kesehatan masuk dalam Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, sehingga perlu menjadi perhatian Pemda," kata Budi di IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Kamis.

Budi mengatakan program kesehatan yang perlu perhatian dan dukungan pemerintah daerah antara lain Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), pengentasan penyakit tuberkulosis (TBC), dan peningkatan kualitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Untuk program PKG, Budi mengungkapkan saat ini sudah dinikmati 10 juta warga masyarakat, atau per harinya ada 200 ribu orang warga.

Baca juga: BKN: Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis sejalan dengan Korpri

Baca juga: IAKMI: Astacita sulit tercapai tanpa implementasi PP 28 tahun 2024

Menkes menjelaskan, dalam program PKG salah satu skemanya adalah dengan mendatangi sekolah untuk menyasar para siswa agar pemeriksaan tidak menumpuk pada fasilitas kesehatan tertentu.

"Dalam skema ini diharap kepala daerah mengerahkan tenaga kesehatan maupun menyiapkan alat kesehatan secara memadai. Program ini untuk menjangkau masyarakat karena tugas kita sebagai pemerintah untuk menjaga masyarakat tetap sehat," ucapnya.

Kemudian, Budi juga mengungkapkan terkait peningkatan RSUD, pemerintah melakukan pembangunan rumah sakit sebanyak 66 unit di kabupaten/kota tertinggal se-Indonesia yang saat ini 17 unit di antaranya telah dilaksanakan peletakan batu pertama.

"Diharapkan sampai akhir tahun 2025 ini sampai 32 unit," ujar dia.

Di lain sisi, Budi menegaskan pentingnya peran Pemda dalam membantu menyediakan dokter spesialis di daerah. Pihaknya telah menyediakan beasiswa bagi dokter umum di daerah yang ingin menjadi dokter spesialis dan pemerintah daerah bisa membantu untuk mencari calon dokter spesialisnya.

"Jadi aku minta Bapak-Ibu tolong bantuin cari itu dokter-dokter umum. Beasiswa aku kasih, tapi cari kalau bisa putra-putri daerah," ucapnya.

Baca juga: Cek Kesehatan Gratis, babak baru pergeseran paradigma kesehatan di RI

Baca juga: DPR sebut pentingnya pengawasan guna pastikan kebermanfaatan CKG

Yang selanjutnya, kata Budi, adalah akselerasi pengentasan dan pemutusan penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC) di Indonesia agar bisa turun 50 persen.

"Terus kita bicara sedikit mengenai program melengkapi alat-alat kesehatan di 10.000 Puskesmas dan 514 rumah sakit kabupaten dan kota. Dan juga optimalisasi koperasi desa/kelurahan merah putih yang di dalamnya ada unit usaha apotek dan klinik desa," tuturnya menambahkan.

Retret Kepala Daerah Gelombang II di kampus IPDN mulai Senin (23/6) hingga Kamis (26/6).

Retret ini diikuti oleh 86 kepala daerah yang terdiri dari 2 gubernur, 3 wakil gubernur, 38 bupati, 37 wakil bupati, 3 wali kota dan 3 wakil wali kota.

Sementara itu, sembilan kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak hadir dengan alasan karena sakit (6 orang) dan izin kedukaan (1 orang).

Selama 4 hari retret ini, kepala daerah diberikan enam jenis materi yang terdiri atas Ketahanan Nasional dan Wawasan Kebangsaan; Astacita; Program Kementerian dan Lembaga; Tugas dan Fungsi Kepala Daerah; Kepemimpinan dan Komunikasi Politik; serta Team Building dengan narasumber kepala dari 31 kementerian/lembaga.

Baca juga: RI perkuat "Fellowship" TB guna atasi kekurangan dokter spesialis paru

Baca juga: DPR RI minta Papua Barat manfaatkan beasiswa dokter spesialis Kemenkes

Baca juga: Pemprov Kepri gagas program beasiswa dokter spesialis bagi anak daerah

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |