Menkes: Desa Klapanunggal contoh partisipasi publik dalam eliminasi TB

3 months ago 7
Ketakutan dan stigma sosial sering menjadi hambatan utama dalam penanganan TB. Banyak penderita enggan melapor karena malu

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa Desa Klapanunggal, Bogor, menjadi contoh dalam upaya eliminasi tuberkulosis (TB) secara kolektif yang patut ditiru daerah lain, karena konsistensinya melakukan skrining serta mendampingi pasien TB hingga sembuh.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Budi menyebutkan bahwa setiap lima menit, ada dua orang yang meninggal karena TB.

TB, kata dia, merupakan penyakit menular yang bisa disembuhkan, namun masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Oleh karena itu, katanya, Program Desa Siaga TB diinisiasi sebagai upaya percepatan salah satu program Quick Win, yakni eliminasi tuberkulosis, mengingat tingginya kematian akibat penyakit tersebut.

Baca juga: Kemenkes pantau delapan desa perintis siaga TBC hingga Agustus 2025

Budi menyoroti pentingnya deteksi dini dan pengobatan hingga tuntas sebagai kunci pengendalian penyakit ini. Oleh karena itu, katanya, penting bagi publik untuk melakukan empat langkah penting guna menghentikan penyebaran TB, yakni menemukan pasien, memastikan segera minum obat, menyelesaikan pengobatan, dan memberikan terapi pencegahan bagi kontak erat.

Pengobatan TB, katanya, berlangsung selama enam bulan, dan pil yang dikonsumsi pun banyak. Namun, dengan kesabaran, hal itu bisa dilalui, dan pasien bisa sembuh.

Dia pun memberikan apresiasi khusus kepada Pemerintah Desa Klapanunggal atas konsistensinya.

“Saya terima kasih ke Desa Klapanunggal, karena tidak semua desa melakukan ini. Rajin mencari yang kena (TB), pastikan minum obat sampai selesai. Karena kalau tidak, dia menular, dia mematikan,” ucapnya.

Baca juga: 39 puskesmas Tangerang gencarkan tes mantoux, deteksi dini cegah TBC

Dalam keterangan yang sama, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (Bappisus) Aries Marsudiyanto menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam mencegah penyebaran TB.

“Pemerintah punya program Medical Check-Up gratis untuk yang ulang tahun. Kalau ada keluarga batuk lama, berat badan turun, gunakan momen ulang tahun untuk periksa ke puskesmas,” ujar Aries.

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk menerapkan prinsip TOSS (temukan obati sampai sembuh), serta saling mengawasi dan menjaga sesama.

“TOSS itu kewajiban kita semua. Kalau ada anak, istri, saudara, tetangga yang gejalanya mirip, segera laporkan agar bisa diobati sampai sembuh,” katanya.

Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak termakan hoaks terkait vaksin maupun pengobatan dari pemerintah.

Menurutnya, ketakutan dan stigma sosial sering menjadi hambatan utama dalam penanganan TB. Banyak penderita enggan melapor karena malu.

Baca juga: Dokter jelaskan bahaya pengobatan TBC yang terputus

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |