Palembang (ANTARA) - Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, pagi, siang, dan malam, di bawah perintah Wali Kota Palembang Ratu Dewa, setidaknya 100 petugas dari anggota Dishub, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Damkar, hingga polisi dan tentara beroperasi menata Pasar 16 Ilir agar tertib, rapih, aman, dan indah.
Hal itu dikarenakan, Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, berencana untuk menjadikan Pasar 16 Ilir sebagai pusat belanja yang ramah wisatawan.
Pasar yang terletak di jantung kota Palembang ini diharapkan dapat menjadi destinasi wisata belanja yang populer bagi wisatawan domestik maupun internasional.
Rencana ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Palembang untuk meningkatkan pariwisata di kota Palembang. Dengan menjadikan Pasar 16 Ilir sebagai pusat belanja ramah wisatawan, Pemkot Palembang berharap dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemkot Palembang telah melakukan berbagai persiapan untuk menjadikan Pasar 16 Ilir sebagai pusat belanja ramah wisatawan. Beberapa langkah yang telah diambil antara lain adalah melakukan revitalisasi pasar, meningkatkan kualitas infrastruktur, dan meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
"Pasar 16 Ilir memiliki potensi besar untuk menjadi pusat belanja ramah wisatawan. Kami akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pasar dan membuatnya menjadi destinasi wisata belanja yang populer," kata Wali Kota Palembang Ratu Dewa.
Dengan menjadikan Pasar 16 Ilir sebagai pusat belanja ramah wisatawan, Pemkot Palembang berharap dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Palembang. Hal ini diharapkan dapat berdampak positif pada perekonomian kota Palembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pasar 16 Ilir telah menjadi salah satu destinasi belanja populer di Palembang. Namun, dengan rencana menjadikan pasar ini sebagai pusat belanja ramah wisatawan, Pemkot Palembang berharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada wisatawan.
Dengan upaya yang dilakukan oleh Pemkot Palembang, diharapkan Pasar 16 Ilir dapat menjadi pusat belanja ramah wisatawan yang populer dan meningkatkan perekonomian kota Palembang.
Sementara itu, warga Palembang memang dikenal dengan budaya akrab, ramah, dan kelakar atau bercanda. Namun Kota Pelembang tidak punya sumber daya alam seperti pantai dan pegunungan yang bisa dijual sebagai tujuan wisata. Sehingga banyak wisatawan bertanya ketika di Palembang mau liburan ke tempat yang bagaimana.
Oleh karena itu, Wali Kota Ratu Dewa dalam kurun waktu dua bulan ini gencar merapikan Pasar 16 Ilir yang merupakan salah satu ikon kota tertua di Indonesia tersebut.
Upaya yang dilakukan Pemkot Palembang yakni dengan menata 117 pedagang kaki lima dengan mengatur lokasi berjualan, waktu berjualan, dan dibuatkan peraturannya.
Kemudian semua kawasan jalan dan drainase air di Kawasan 16 Ilir Palembang juga diperbaiki. Saat ini jalan di kawasan pasar itu terlihat lebih mulus dan bisa dilewati oleh kendaraan. Sebelumnya kawasan jalan itu dipenuhi oleh para PKL dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat.
Pasar 16 Ilir Palembang terletak persis berdampingan dengan Jembatan Ampera, dan berdiri kokoh di tepi Sungai Musi.
Riak ombak Sungai Musi seakan menyerukan bahwa betapa megah dan kokohnya Pasar 16 Ilir Palembang yang merupakan kota tertua di Indonesia tersebut.
Pemerintah Kota Palembang terus berupaya mempercantik kawasan itu dengan membersihkan taman dan mengatur parkir agar kendaraan parkir bisa lebih aman melalui sistem pembayaran digital.
Selain itu, petugas Satpol PP Palembang juga di siagakan selama 24 jam secara mobile untuk mengamankan lokasi pusat pasar tradisional terbesar di Palembang tersebut.
Satpol-pp juga menyediakan pos jaga yang juga sudah dipasang beberapa speaker yang digunakan secara rutin untuk memberikan imbauan kepada para pengunjung agar lebih berhati-hati dari pencopetan, pemalakan, dan tindakan kriminal lainnya serta segera melaporkan ke Pos Terpadu jika mengalami tindakan kriminal tersebut.
Imbauan juga ditujukan kepada para pedagang agar tidak lagi menggelar dagangan di lokasi tersebut dan juga mensosialisasikan kepada seluruh pengunjung agar membawa KTP saat berpergian.
Diskominfo Palembang juga memasang kamera pengintai atau CCTV di beberapa titik keramaian.
Sementara itu, selain view jembatan Ampera dan Sungai Musi, megahnya gedung Pasar 16 Ilir Palembang juga dilengkapi dengan pemandangan lalu lalang kapal-kapal besar yang melintasi sungai. Lalu lalangnya kapal-kapal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi pasar itu.
Bahkan di sisi seberang gedung menghadap ke arah Ulu, pengunjung bisa melihat langsung kelenteng tertua di Kota Palembang di 8 Ulu Palembang, yakni Kelenteng Dewi Kwam Im.
Pasar 16 Ilir Palembang menyediakan semua yang dicari orang, mulai dari makanan khas Palembang, seperti pempek, tekwan, model, dan sebagainya. Tentu saja, segala kebutuhan harian rumah tangga juga tersedia, mulai keperluan dapur hingga barang elektronik, juga pakaian dan perlengkapan haji dan umroh.
Saat ini bagian gedung yang persis menghadap ke Sungai Musi sudah lebih rapih bangunannya. Saat malam hari, kawasan itu menjadi sentra UMKM dan tempat nongkrong bagi anak muda dan wisatawan yang datang ke Palembang.
Namun saat ini, kondisi bagian depan Gedung Pasar 16 Ilir Palembang, masih belum terlihat progres pembangunannya.
Tentu masyarakat berharap semua permasalahan di Pasar 16 itu dapat segera diselesaikan, agar tidak terbengkalai seperti Pasar Cinde Palembang. Pasar Cinde juga pernah direncanakan menjadi pusat belanja yang ramah wisatawan, namun hingga saat ini, kondisi pasar itumasih terbengkalai.
Terbengkalainya Pasar Cinde bisa menjadi pelajaran bagi kegiatan revitalisasi Pasar 16 Ilir Palembang, agar apa yang diharapkan benar-benar terwujud.
Mari jadikan Pasar 16 Ilir Palembang menjadi pusat berbelanja bertaraf Internasional dan memberikan dampak kepada masyarakat. Toh selama ini sudah banyak wisatawan yang datang ke Kota Palembang, kota yang dikenal dengan julukan "Venesia dari Timur" karena dilintasi oleh Sungai Musi dan memiliki banyak anak sungai yang mirip dengan kota Venesia di Italia.
Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.