Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkapkan kesadaran masyarakat mendukung transformasi area yang dulu menjadi target pembalakan liar (illegal logging) menjadi kawasan ekowisata di Tangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Dalam pernyataan di Jakarta, Rabu, Menhut Raja Antoni menyampaikan dalam kunjungan ke Tangkahan yang kini menjadi kawasan ekowisata dan konservasi gajah di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dulunya merupakan wilayah terdampak pembalakan liar, bahkan masyarakat dulu ikut memotong pohon.
Namun dengan kesadaran bersama, masyarakat kembali menanam dan menjaga alam, sehingga saat ini Tangkahan kini menjadi destinasi ekowisata.
Baca juga: Seekor gajah Sumatera lahir di PLSK Tangkahan
"Tapi dengan kesadaran bersama akhirnya masyarakat menanam dan menjaga alam, sehingga sekarang menjadi salah satu ekowisata," kata Menhut.
Pada kunjungan yang dilakukan Selasa (25/2) itu Menhut juga sempat berdialog dengan beberapa pihak dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi terkait kebutuhan untuk memajukan ekowisata di wilayah tersebut.
Pihaknya juga meninjau wilayah konservasi konservasi gajah yang berada di daerah tersebut. Untuk diketahui terdapat 11 gajah di Tangkahan yang terdiri dari dua jantan dan sembilan betina.
Baca juga: Kemenhut: Konservasi macan tutul bisa beri manfaat untuk warga sekitar
"Luar biasa kita bisa memandikan gajah berkeliling bersama gajah, ini menjadi inisiatif yang luar biasa dari masyarakat untuk menjaga alam," kata Menhut.
Dalam kunjungan ke Taman Nasional Gunung Leuser itu Menhut juga melakukan pelepasliaran Kucing Emas (Catopuma temminckii) yang masuk dalam satwa dilindungi. Pelepasliaran itu dilakukan untuk mendukung perkembangbiakannya di alam liar.
Dia juga berkunjung ke ke area restorasi Cinta Raja III. Area itu merupakan bekas lahan sawit yang kembali ditanami atau mengalami proses rehabilitasi.
Baca juga: Kemenhut lepasliarkan Kucing Emas di Taman Nasional Gunung Leuser
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025