Jakarta (ANTARA) - Aktor Nicholas Saputra menjadi bintang utama dalam "Siapa Dia", sebuah film musikal yang ceritanya beda dari yang lain.
Film yang ditulis dan disutradarai Garin Nugroho ini mengajak kita melihat kembali sejarah Indonesia dan juga budaya populer anak mudanya.
Penonton mendapatkan sajian perjalanan sejarah budaya pop anak muda mulai dari musik, gaya busana, maupun film, dari kisah tokoh Layar dan leluhurnya yang semua diperankan oleh Nicholas.
Layar diceritakan sebagai seorang sutradara yang sedang pusing mencari ide cerita untuk film musikalnya.
Layar pernah menjadi aktor yang terkenal, tapi ia ingin beralih profesi sebagai pembuat film yang benar-benar bagus walau ia tidak tahu harus mulai dari mana.
Pencarian Layar membawanya ke sebuah koper tua milik keluarganya. Di dalam koper itu, ia menemukan surat-surat, foto, dan barang-barang yang menyimpan kisah dari kakek buyut, kakek, dan bapaknya.
Layar menyadari bahwa cerita-cerita itu bukan cuma kenangan, tapi juga cerminan dari perjalanan bangsa ini.
Film ini bukan hanya tentang satu orang, tapi tentang bagaimana cerita-cerita kecil membentuk gambaran besar tentang "siapa dia" bangsa Indonesia.
Dengan durasi yang cukup panjang, film ini berhasil menyusun potongan-potongan sejarah menjadi sebuah cerita yang utuh, menyentuh, dan sangat berarti lewat pembagi-bagian kisah, yang dapat diringkas sebagai berikut:
Kisah Kakek Buyut
Bagian pertama film ini membawa kita ke awal tahun 1920-an. Saat itu, pertunjukan sandiwara yang disebut Komedi Stamboel sangat populer.
Panggungnya sering didirikan di stasiun-stasiun kereta api, tempat banyak orang berkumpul.
Kita melihat bagaimana sandiwara ini dipakai oleh pemerintah Belanda untuk mengalihkan perhatian rakyat, agar mereka tidak memikirkan masalah politik yang sedang terjadi.
Di sini, kita bertemu Nicholaas, kakek buyut Layar, yang juga diperankan oleh Nicholas Saputra.
Nicholaas jatuh cinta pada seorang penyanyi, diva Komedi Stamboel, yang bernama Nurlela (Monita Tahalea).
Cinta mereka begitu dalam, terasa dari lagu "Nurlela" yang dilantunkan keduanya dengan penuh perasaan.
Sayangnya, kisah cinta mereka berakhir tragis.
Nurlela dituduh sebagai mata-mata dan dihukum mati. Nicholaas pun kehilangan orang yang sangat ia cintai.
Setelah kejadian itu, film ini menunjukkan betapa film gambar hidup, seperti "Loetoeng Kasaroeng" tahun 1926, mulai disukai banyak orang.
Para pejuang kemerdekaan pun mengalihkan perjuangan mereka ke film karena panggung sandiwara sudah kian berbahaya.
Di tengah kesedihannya, Nicholaas bertemu Juwita (Happy Salma). Ia lalu mengajak Juwita menonton bioskop pakai karcis yang tadinya mau dipakai bersama Nurlela.
Adegan ini sangat menyentuh. Lagu "Di Wajahmu Kulihat Bulan" mengiringi awal kisah cinta baru mereka, seolah memberi harapan setelah tragedi.
Kisah di bagian ini begitu indah, sedih, dan penuh makna.
Baca juga: Nicholas Saputra perankan empat karakter sekaligus di film "Siapa Dia"
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.