Jakarta (ANTARA) - Suku Bugis merupakan salah satu suku besar di Indonesia yang dikenal dengan budaya maritimnya yang kuat. Masyarakatnya tersebar di berbagai wilayah, terutama di Sulawesi Selatan, dan memiliki tradisi yang kaya serta bahasa yang khas. Keberadaan suku ini telah menjadi bagian penting dalam sejarah dan perkembangan bangsa.
Dalam kehidupan sehari-hari, suku Bugis menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang diwariskan secara turun-temurun. Mereka dikenal sebagai masyarakat yang berpegang teguh pada prinsip keberanian, kejujuran, dan kerja keras. Selain itu, kearifan lokal yang mereka miliki turut memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Keunikan suku Bugis tidak hanya terlihat dari tradisi dan adat istiadatnya, tetapi juga dari sistem sosial dan peran mereka dalam berbagai bidang kehidupan. Dari sektor maritim hingga perdagangan, masyarakat Bugis telah menunjukkan kiprahnya sejak lama. Lantas, bagaimana sejarah dan asal usul suku Bugis? Simak ulasannya berikut ini, mengutip dari berbagai sumber:
Baca juga: Jakarta miliki arsitektur berkearifan lokal Sulsel di Pulau Sabira
Sejarah dan asal usul sejarah suku Bugis
Suku Bugis merupakan salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan. Mereka dikenal sebagai pelaut ulung dan memiliki budaya maritim yang kuat. Istilah "Bugis" berasal dari kata "To Ugi," yang berarti "orang Ugi," merujuk pada La Sattumpugi, raja pertama Kerajaan Cina di Pammana, Kabupaten Wajo.
Secara historis, leluhur Suku Bugis termasuk dalam kelompok Deutro Melayu yang bermigrasi dari Yunan, China Selatan, ke Nusantara sekitar tahun 500 SM. Mereka menetap di sekitar Danau Tempe dan Danau Sidenreng di Sulawesi Selatan, yang kemudian menjadi pusat perkembangan budaya dan peradaban Bugis.
Dalam perkembangannya, Suku Bugis mendirikan beberapa kerajaan besar seperti Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng, dan Rappang. Kerajaan-kerajaan ini memainkan peran penting dalam sejarah politik dan sosial di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1605, Suku Bugis mulai memeluk agama Islam, beralih dari kepercayaan animisme sebelumnya. Meskipun mayoritas menganut Islam, sebagian kecil komunitas Bugis masih mempertahankan kepercayaan pra-Islam yang dikenal sebagai Tolotang.
Selain di Sulawesi Selatan, diaspora Suku Bugis tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Riau, serta di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Perantauan ini menunjukkan adaptabilitas dan semangat maritim yang kuat dalam budaya Bugis.
Dengan warisan sejarah yang kaya dan budaya yang unik, Suku Bugis terus berkontribusi pada keberagaman budaya Indonesia. Mereka menjaga nilai-nilai luhur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari identitas mereka.
Di sisi lain, masyarakat Bugis juga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka tetap mempertahankan tradisi sambil mengikuti perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan teknologi.
Baca juga: Wapres Jusuf Kalla: Mahathir harus minta maaf
Baca juga: Nikmatnya Jajabu hingga Nasu Palekko saat berlebaran
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025