Mengenal persalinan "water birth" dan dampaknya

1 month ago 15

Jakarta (ANTARA) - Water birth adalah salah satu metode persalinan unik yang dilakukan di dalam air dan biasanya di dalam kolam atau bak khusus yang diisi dengan air hangat.

Metode ini mulai populer di berbagai negara, termasuk Indonesia, karena dianggap lebih nyaman dan alami dibandingkan metode persalinan konvensional.

Air hangat yang digunakan tidak hanya berfungsi untuk memberikan efek relaksasi tetapi juga menciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung proses kelahiran sehingga dapat mengurangi rasa sakit pada sang ibu.

Dalam water birth, ibu dapat mengalami persalinan secara lebih aktif dan bebas bergerak dibandingkan saat melahirkan di ranjang rumah sakit.

Banyak orang percaya bahwa metode ini memberikan pengalaman melahirkan yang lebih manusiawi dan mengurangi intervensi medis yang sering kali dianggap membuat persalinan terasa rumit dan tidak alami.

Baca juga: Kenali gejala gangguan mental pada ibu seusai melahirkan

Namun, seperti metode persalinan lainnya, water birth juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan dengan matang oleh calon ibu dan tim medis.

Dampak positif water birth

Menurut jurnal penelitian yang berjudul Guideline for a Safe Water Birth, metode persalinan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Mengurangi rasa sakit saat persalinan

Air hangat membantu melonggarkan otot-otot tubuh, termasuk otot rahim dan panggul, sehingga dapat mengurangi intensitas nyeri atau rasa sakit yang dirasakan ibu selama persalinan.

2. Proses persalinan lebih lancar

Kondisi rileks yang dihasilkan oleh lingkungan air dapat membantu mempercepat pembukaan serviks dan memperlancar proses persalinan.

Baca juga: Vredric tak khawatir biaya persalinan istri berkat program JKN

3. Memberikan kenyamanan

Air hangat memberikan efek menenangkan yang dapat membantu ibu merasa lebih percaya diri dan rileks dalam menghadapi kontraksi dan proses kelahiran.

4. Transisi halus untuk sang bayi

Lingkungan air menyerupai cairan ketuban yang melindungi bayi selama berada di dalam rahim, sehingga transisi ke dunia luar terasa lebih lembut dan alami.

Dampak Negatif Water Birth

​​​​​​​Walaupun memiliki beberapa dampak positif, melahirkan dengan metode water birth juga memiliki risiko atau dampak negatif yang patut dipertimbangkan. Resiko tersebut diantaranya adalah:

1. Risiko infeksi

Jika kebersihan air dan kolam tidak terjaga dengan optimal, baik ibu maupun bayi berisiko terkena infeksi akibat bakteri yang berkembang di dalam air atau tinja yang keluar saat sang ibu mengedan yang akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan setelahnya.

Baca juga: Guru Besar UI: Persalinan gratis di RS kunci tekan angka kematian ibu

2. Kesulitan penanganan darurat

Apabila terjadi komplikasi seperti perdarahan hebat atau masalah pada bayi, proses evakuasi dari kolam bisa memakan waktu dan meningkatkan risiko akan keselamatan ibu maupun sang bayi.

3. Komplikasi pernapasan untuk bayi

Meski jarang, ada risiko bayi menghirup air saat lahir terlebih lagi apabila jika sang bayi sempat tenggelam. Hal ini dapat menyebabkan masalah pernapasan serius bagi sang bayi yang baru lahir.

4. Tidak cocok untuk semua kasus

Water birth tidak disarankan untuk ibu dengan kondisi tertentu, seperti kehamilan kembar, plasenta previa, atau bayi dalam posisi sungsang.

Syarat melakukan water birth

​​​​​​​Tidak semua ibu hamil dapat menjalani metode water birth, ada beberapa syarat dan kondisi yang harus diperhatikan sebelum memilih persalinan dengan opsi ini.

Baca juga: Pengaruh BPA terhadap infertilitas dan persalinan prematur

Berikut adalah beberapa syarat yang perlu dipenuhi:

1. Usia produktif

Proses water birth tidak disarankan untuk dilakukan kepada ibu yang usianya kurang dari 17 tahun atau ibu yang usianya telah melewati 35 tahun.

2. Kehamilan tanpa komplikasi

Water birth hanya disarankan bagi ibu dengan kehamilan normal tanpa komplikasi seperti hipertensi, diabetes gestasional, atau risiko perdarahan.

3. Bayi dalam posisi ideal

Bayi harus berada dalam posisi kepala di bawah (cephalic) dan tidak sungsang menjelang persalinan.

4. Usia kehamilan cukup bulan

Kehamilan harus sudah mencapai usia cukup bulan (setidaknya 37 minggu) dan tidak boleh prematur.

Baca juga: Jumlah ibu terkena depresi pascapersalinan kian meningkat di AS

5. Kondisi fasilitas dan pendampingan

Water birth memerlukan fasilitas yang memadai, seperti kolam steril yang dilengkapi sistem pengontrol suhu, serta didampingi oleh dokter atau bidan yang berpengalaman dalam metode ini.

6. Tidak ada riwayat operasi atau masalah kehamilan sebelumnya

Ibu dengan riwayat operasi sesar atau komplikasi pada kehamilan sebelumnya biasanya tidak disarankan untuk menjalani proses water birth.

Water birth adalah alternatif persalinan yang menawarkan pengalaman berbeda, terutama bagi ibu yang ingin melahirkan secara lebih alami dan minim intervensi medis. Namun, metode ini memerlukan persiapan yang matang, mulai dari fasilitas yang memadai hingga kehadiran tenaga medis yang berpengalaman.

Penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan atau bidan sebelum memutuskan memilih water birth, terutama untuk memastikan bahwa kondisi ibu dan bayi memungkinkan untuk melahirkan dengan cara ini.

Meski memberikan banyak manfaat, calon ibu juga perlu memahami potensi risikonya agar dapat membuat keputusan yang bijaksana.

Baca juga: Terapi insomnia bisa bantu kurangi risiko depresi pasca-persalinan

Baca juga: Bidan perlu dirangkul dalam pembentukan regulasi

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2024

Read Entire Article
Rakyat news | | | |