Jakarta (ANTARA) - Malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat global, khususnya di negara-negara tropis.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit. Meskipun malaria bisa dicegah dan disembuhkan, jika tidak segera diatasi, penyakit ini bisa berakibat fatal.
Berdasarkan data dari World Malaria Report 2022, diperkirakan ada sekitar 247 juta kasus malaria yang tercatat di 84 negara endemis. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan di Indonesia, kasus malaria masih cukup tinggi, dengan lebih dari 443.000 kasus tercatat terutama di Provinsi Papua yang menyumbang sekitar 89% dari total kasus malaria di negara ini.
Jenis-jenis parasit penyebab malaria
Penyakit malaria disebabkan oleh empat jenis parasit Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia. Setiap jenis parasit ini memiliki karakteristik dan dampak kesehatan yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis parasit penyebab malaria:
1. Plasmodium Vivax
Jenis parasit ini adalah penyebab utama malaria tertiana, yang gejalanya muncul setiap tiga hari sekali. Malaria tertiana sering dianggap sebagai bentuk malaria yang ringan, tetapi jika dibiarkan, dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Gejala yang sering muncul adalah demam, menggigil, diare, dan rasa lelah yang berlebihan. Meskipun gejalanya tidak terlalu parah, malaria tertiana dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat penderitanya lebih rentan terhadap infeksi lainnya.
2. Plasmodium Falciparum
Ini adalah jenis parasit yang menyebabkan malaria tropika, yang banyak ditemukan di Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Malaria tropika disebabkan oleh parasit yang sangat berbahaya dan bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan pada otak, kelumpuhan, dan kejang-kejang. Jenis malaria ini merupakan penyebab utama kematian akibat malaria, terutama di daerah-daerah yang memiliki tingkat keparahan infeksi tinggi.
3. Plasmodium Malariae
Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana, yang lebih jarang terjadi dibandingkan dengan malaria tertiana dan tropika. Gejalanya muncul setiap empat hari sekali, dengan demam dan menggigil sebagai tanda utama. Meskipun jarang, infeksi ini tetap perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius jika tidak diobati.
4. Plasmodium Ovale
Jenis parasit ini jarang ditemukan, namun cukup umum di negara-negara Afrika Barat seperti Ghana, Nigeria, dan Liberia. Malaria yang disebabkan oleh Plasmodium ovale memiliki gejala yang mirip dengan malaria quartana, yaitu demam, menggigil, nyeri sendi dan diare. Parasit ini memiliki kemampuan untuk bertahan dalam tubuh manusia dalam jangka waktu yang lama, dengan menyimpan dirinya di hati manusia hingga 4 tahun, yang membuat malaria bisa kambuh kembali.
Baca juga: Wagub DKI Jakarta Pernah Kena Malaria
Baca juga: BRIN kembangkan sistem diagnosis malaria berbasis AI
Baca juga: Dinkes tingkatkan kapasitas kader posyandu eliminasi malaria Manokwari
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025