Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti membagikan praktik baik penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) saat membuka International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy (ICCCRL) atau Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB).
Dalam sambutannya, Mendikdasmen mengatakan literasi keagamaan lintas budaya mampu memberikan inspirasi bahwa perbedaan bukan lah pemisah, namun pengikat di antara masyarakat yang majemuk.
“Dalam kaitan inilah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berusaha untuk memberikan landasan-landasan yang bersifat pedagogis maupun landasan yang merupakan keputusan-keputusan strategis agar generasi Indonesia di masa depan memiliki keterampilan sosial yang memungkinkan mereka menjalin persahabatan, serta percaya diri untuk saling bekerja sama satu dengan yang lain,” kata Mendikdasmen Mu'ti di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kemendikdasmen-Institut Leimena siap perkuat pemahaman LKLB guru
Ia menyebutkan salah satu dukungan pihaknya dalam pembentukan karakter peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa Indonesia di masa depan ialah penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH), yang sejalan dengan semangat literasi keagamaan lintas budaya.
Melalui penerapan 7 KAIH, pihaknya berupaya membentuk karakter generasi muda agar memiliki sikap terbuka serta berjiwa kesatria untuk bisa menerima perbedaan dan bekerjasama dengan beragam individu.
“Kami ingin mendorong agar generasi muda ini lebih banyak memiliki aktivitas sosial dengan berolahraga dan mendorong aktivitas sosial dengan bermasyarakat. Kami juga mendorong mereka agar lebih banyak bergaul dengan beragam individu, bergaul dengan mereka yang memiliki latar budaya dan agama yang berbeda,” imbuhnya.
Mu'ti meyakini berbagai inisiatif dan program yang digagas pihaknya sejauh ini dapat mendukung penguatan literasi keagamaan lintas budaya serta berdampak positif terhadap pembentukan karakter generasi muda.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI) dan Institut Leimena menggelar ICCCRL atau Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas pada 11-12 November 2025.
Konferensi Internasional LKLB dihadiri lebih dari 200 peserta dari 20 negara, yaitu Austria, Denmark, Jepang, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Belanda, Swiss, Inggris, Finlandia, Uzbekistan, Bahama, Bulgaria, serta negara-negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Laos, Filipina, Myanmar, dan Kamboja.
Baca juga: Alwi Shihab: LKLB latih guru kembangkan interaksi lintas agama
Baca juga: Institut Leimena: 10 ribu guru lulus Literasi Keagamaan Lintas Budaya
Para peserta merupakan pejabat pemerintah, akademisi, tokoh agama, pimpinan lembaga internasional, serta para guru alumni program LKLB dari berbagai provinsi di Indonesia.
Tema yang diangkat pada tahun ini ialah Education and Social Trust in Multifaith and Multicultural Societies guna menegaskan peran penting pendidikan dalam membangun sikap saling percaya di dalam masyarakat multiagama dan multikultural.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































