Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) dalam merencanakan pembangunan di daerah, dan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) turut mengatur kepentingan nasional.
“APBD itu harus bisa mengakomodasi kebutuhan daerah sendiri, kemudian juga mengakomodasi kepentingan atau pemikiran dari provinsi, dan juga otomatis visi, misi, ataupun program-program nasional,” kata Tito di Jakarta, Rabu.
Tito menyampaikan pernyataan tersebut dalam Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekrenbang) 2025 yang diselenggarakan secara daring, dari Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bahwa perencanaan pembangunan di daerah perlu mengakomodasi program kepala daerah maupun Presiden Prabowo Subianto.
“Untuk Presiden, saya kira buku yang paling penting adalah Astacita, dan kita tahu program-program yang disampaikan oleh beliau ini sudah ada,” ujarnya.
Baca juga: Mendagri minta Sekda rutin tinjau ulang perencanaan pembangunan daerah
Baca juga: Mendagri minta pemda maksimalkan Rakortekrenbang 2025
Sementara itu, dia mengingatkan agar perencanaan pembangunan di daerah yang dilaksanakan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) baik secara umum maupun teknis tidak sekadar tercantum dalam dokumen saja, atau tidak dilaksanakan organisasi perangkat daerah (OPD).
Oleh sebab itu, dia meminta pemda, terutama sekretaris daerah (sekda) maupun Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), untuk mencermati program yang telah disusun di daerah.
“Tolong rekan-rekan cermati betul, terutama sekda dan Kepala Bappeda, untuk mencermati program-program itu bisa betul-betul sesuai, dan menyelesaikan persoalan masing-masing daerah,” katanya.
Selain itu, dia meminta pemda untuk meninjau ulang setiap perencanaan pembangunan di daerah terlebih dahulu agar tidak terjadi pemborosan anggaran di kemudian hari, sehingga tetap dapat memfasilitasi ide-ide baru.
“Itulah pentingnya kita melaksanakan dari awal perencanaan ini. Kita tahu bahwa perencanaan yang tidak baik itu 60 persen menyumbang kegagalan ke depan,” kata Mendagri mengingatkan.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025