Kupang (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengharapkan Gua Jepang Fatusuba di Kampung Bonen, Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat menjadi cagar budaya ketika meninjau Gua tersebut.
“Ke depan, saya berharap agar situs ini dapat menjadi Cagar Budaya,” katanya dalam keterangan yang diterima ANTARA di Kupang, Minggu.
Kunjungannya ke Gua Jepang merupakan serangkaian kunjungan kerjanya ke NTT sejak Jumat (25/4), setelah melakukan kunjungan kerjanya ke Kabupaten Flores Timur.
Menurutnya tentunya menuju ke Cagar Budaya, memerlukan proses penelitian dan kajian lebih lanjut dengan melibatkan bukan hanya ahli, namun juga pemerintah daerah.
Menbud Fadli mengatakan dengan kehadiran Balai Pelestarian Kebudayaan XVI di Provinsi NTT, Kementerian Kebudayaan berharap agar upaya pelestarian situs-situs bersejarah seperti ini bisa melibatkan masyarakat dan komunitas setempat.
Baca juga: Menbud: Pendokumentasian tari tradisional jadi sumber referensi
Saat meninjau gua Jepang tersebut, Menteri Fadli Zon yang ditemani oleh Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menggunakan peralatan pengaman seperti helm savety dengan senter serta sepatu bot bersama petugas kemudian masuk ke Gua untuk menyusuri setiap ruangan lorong Gua.
Kondisi di dalam Gua yang becek, lembab dengan kondisi tekstur jalan yang licin dan lumayan sulit tidak menyurutkan semangat Wagub NTT serta Menteri Kebudayaan untuk masuk menyusuri dan melihat langsung ke dalam Gua.
Wakil Gubernur NTT mengucapkan terima kasih atas kunjungan Menteri pada situs Gua Jepang tersebut. Ia berharap agar situs tersebut dapat menjadi Cagar Budaya.
Johni menginstruksikan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengumpulkan data-data sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
“Saya instruksikan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan bersama pihak-pihak terkait untuk kumpul data tentang tempat ini. Libatkan pihak-pihak seperti masyarakat sekitar, pihak Akademisi baik dari perguruan tinggi negeri dan swasta juga,” ujar dia.
Baca juga: Menteri Kebudayaan singgung NTT dalam sejarah peradaban manusia
Semua data dan bahan tersebut nantinya ujar dia dikirimkan ke Kementerian Kebudayaan untuk ditindaklanjuti lebih dalam lagi.
Untuk diketahui Gua Jepang Fatusuba, berusia kurang lebih 80 tahun ini memiliki nilai sejarah yang sangat signifikan terkait dengan Perang Dunia II, ketika Jepang berada wilayah Pasifik.
Pada masa pendudukan Jepang, gua-gua ini digunakan sebagai tempat perlindungan dan markas militer Jepang yang menyimpan jejak sejarah penting.
Gua Jepang di Kampung Bonen ini pertama kali diinformasikan oleh Pendeta GMIT Mizpa di Kampung Bonen yang selanjutnya menelusuri gua-gua Jepang.
Dalam kunjungan itu hadir pula Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Ambros Kodo dan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Noldi Pelokila, Pendeta GMIT Mizpa, Pdt. Otniel Dani Liu, serta Pdt. Desy Takengkeng.
Baca juga: Menbud jelaskan dukungan pemerintah dalam pengembangan musik Indonesia
Baca juga: Bunker Dan Gua Peninggalan Jepang Akan Dipugar
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025