Kupang (ANTARA) - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mengatakan Indonesia adalah negara yang beragam dan merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati sangat tinggi atau megabiodiversitas
“Kami adalah rumah bagi lebih dari 280 juta jiwa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, mencakup 1.340 kelompok etnis. Kami penjaga 780 bahasa, sekitar 10 persen dari warisan bahasa dunia,” katanya di Kupang, NTT, Rabu.
Hal ini disampaikannya saat memberikan kata sambutan dalam acara pembukaan Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) 2025 yang dihadiri oleh empat Menteri Kebudayaan dari Republik Fiji, Kepulauan Salomon, Papua New Guineu dan New Caledonia.
Dia juga mengatakan di Indonesia bagian Timur menjadi rumah bagi lebih dari 300 bahasa daerah, mewakili sekitar 42 persen dari keragaman linguistik nasional.
“Namun, lanskap budaya kita kini menghadapi tantangan besar. Sekitar 73 persen situs warisan dunia UNESCO terancam oleh bencana terkait air, banjir, badai, erosi, dan kenaikan permukaan laut,” ujar dia.
Menurut dia, krisis ini berkembang cepat menjadi darurat budaya dalam skala sistemik, selain itu juga mengancam mata pencaharian, warisan budaya, serta keberlanjutan pengetahuan budaya.
Banyak pelaku budaya di negara-negara kepulauan masih terputus dari platform teknologi, dan jaringan global yang kini menjadi sarana utama penyebaran nilai dan karya budaya.
“Potensi budaya kita hanya dapat terwujud sepenuhnya jika kita berkomitmen pada kerja sama dan kemitraan. Dengan semangat merayakan budaya bersama dan kearifan komunitas,” tambah dia.
Baca juga: Menbud inginkan IPACS jadi momentum bangun kerja sama budaya
Fadli menegaskan kembali peran budaya sebagai kekuatan pemersatu di kawasan Pasifik, penggerak pembangunan berkelanjutan, dan kekuatan vital bagi kerja sama regional.
“Inilah alasan mengapa IPAC 2025 diselenggarakan sebagai wadah kolektif budaya Pasifik. Melalui residensi seni, pameran, dialog tingkat menteri, dan sesi pleno,” ujar dia.
IPACS menurut dia, berupaya memperkuat jejaring budaya antara Indonesia dan negara-negara Pasifik, memfasilitasi kolaborasi, serta memperkaya dinamika dialog lintas budaya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan bahwa Indonesia adalah salah satu peradaban tertua di dunia. Hal ini terbukti adanya fosil homo erectus di Sangiran, Trinil dan Ngandong yang berusia lebih dari 1,8 juta tahun.
“Di Flores, penemuan Homo floresiensis menunjukkan bahwa manusia purba telah mencapai wilayah Wallacea, menyeberangi laut terbuka ratusan ribu tahun lalu,” ujar dia.
Baca juga: Fadli Zon: Penetapan Soeharto sebagai pahlawan telah penuhi syarat
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































