Jakarta (ANTARA) - Dalam pandangan spiritual Islam, hijrah menggambarkan sebuah perjalanan batin yang sarat akan makna dan refleksi diri. Menjelang datangnya Tahun Baru Islam, yang menurut Kalender Hijriah Indonesia 2025 jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025 (1 Muharram 1447 H), umat Muslim diajak untuk kembali merenungkan nilai-nilai hijrah dalam kehidupan.
Momentum tahun baru ini menjadi saat yang tepat untuk melakukan introspeksi dan memperbarui komitmen dalam menjalani hidup yang lebih baik dan bernilai. Karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk benar-benar memahami makna hijrah, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai-nya.
Dalam Islam, konsep hijrah tidak terbatas pada berpindah tempat secara fisik, tetapi lebih menekankan pada perubahan dan perbaikan dalam aspek spiritual, sosial, dan pribadi seseorang. Ini adalah proses meninggalkan segala bentuk keburukan menuju jalan kebaikan.
Berikut ini adalah penjabaran makna hijrah menurut ajaran Islam, dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Shalat subuh terlewat? Begini cara qadha yang benar sesuai sunnah
Makna hijrah dalam kehidupan menurut pandangan Islam
1. Makna hijrah dalam kehidupan sehari-hari
Makna hijrah tidak terbatas pada masa Nabi saja. Setiap Muslim masa kini juga dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan beralih dari kebiasaan yang tidak baik ke perilaku yang lebih bermanfaat.
Contohnya, mengganti kebiasaan berdusta, merokok, atau bermalas-malasan dengan kegiatan positif seperti memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, atau melakukan kebaikan sosial.
Hijrah juga mencakup upaya meninggalkan sifat-sifat negatif seperti egois, dan menggantinya dengan sikap empati, kepedulian, serta keinginan untuk membangun hubungan sosial yang lebih harmonis dan bermanfaat.
2. Makna hijrah sebagai upaya menuju hidup lebih berkualitas
Hijrah juga bermakna sebagai ikhtiar untuk mencapai kehidupan yang lebih layak, tidak hanya secara spiritual, tetapi juga secara materi. Misalnya, berpindah dari pekerjaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam menuju profesi yang halal dan berkah, atau meninggalkan pergaulan yang buruk demi lingkungan yang lebih mendukung pertumbuhan iman.
Intinya, hijrah adalah proses memperbaiki kondisi hidup secara keseluruhan agar lebih selaras dengan tuntunan agama dan mampu memberi dampak positif, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Baca juga: Gerakan yang dapat membatalkan shalat menurut empat mazhab
3. Makna hijrah dalam tinjauan sosial
Hijrah juga berdampak luas dalam ranah sosial. Ketika seseorang bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik, perubahan itu tidak hanya dirasakan secara pribadi, tapi juga bisa menular ke lingkungan sekitarnya.
Dengan menunjukkan akhlak mulia, seseorang dapat menjadi inspirasi bagi keluarga, teman, dan masyarakat untuk ikut berubah ke arah yang lebih baik.
4. Makna hijrah sebagai perubahan spiritual
Peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dari Mekkah ke Madinah bukan sekadar perpindahan tempat, melainkan juga perubahan menyeluruh dalam cara hidup, beribadah, dan membangun interaksi sosial.
Dalam makna yang lebih dalam, hijrah menjadi lambang perubahan batin seorang Muslim untuk meninggalkan perilaku buruk dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Proses ini mencakup pembenahan niat, peningkatan kualitas ibadah, serta menjauhi dosa.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah." (HR. Bukhari). Hadis ini menegaskan bahwa hijrah adalah bentuk nyata dari upaya memperbaiki diri demi ketaatan yang lebih baik.
Baca juga: Benarkah bergerak tiga kali dapat membatalkan shalat? Ini kata ulama
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.