Jakarta (ANTARA) - Jajaran TNI AU menggelar latihan simulasi penangkapan pesawat asing yang masuk ke wilayah udara Indonesia secara ilegal.
Simulasi tersebut digelar oleh jajaran Komando Sektor Ibu Kota Negara (Kosek IKN) dalam latihan Cakra A di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.
Pewarta ANTARA sempat memantau langsung simulasi penahanan pesawat asing tersebut dari mulai manuver di udara hingga penahanan pilot pesawat asing di lintasan lanud.
Dalam simulasi tersebut, pesawat asing diperagakan oleh pesawat Hercules C-130. Sedangkan, pesawat TNI AU yang mencegat pesawat asing tersebut yakni pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3.
Simulasi bermula ketika pesawat asing itu masuk ke kawasan udara Indonesia. Pihak Kosek IKN yang melihat pergerakan pesawat asing itu dari radar langsung menerjunkan empat jet tempur F-16 untuk melakukan pengadangan.
Ke empat pesawat F-16 itu lalu mendekati pesawat asing tersebut dan menghimbau pilot untuk mendaratkan pesawat.
Namun demikian, pilot pesawat asing itu menolak perintah dari pilot F-16 sehingga aksi kejar-kejaran pun tidak bisa dihindari.
Beberapa manuver sempat dilakukan pilot F-16 untuk mencegah pesawat asing itu melarikan diri.
Pada akhirnya, pesawat asing itu pun tersudut dan mengikuti perintah dari TNI AU untuk mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma.

Berdasarkan pantauan pewarta ANTARA di lokasi, pesawat asing tersebut akhirnya mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma dengan pengawalan ketat personel TNI.
Terlihat pula dua kendaraan taktis P6 ATAV dari Kopasgat mengawal ketat pesawat asing itu ke area Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma.
Saat pesawat berhenti di area yang telah ditentukan, pasukan TNI AU dari seluruh penjuru langsung menyerbu pesawat asing tersebut.
Dua pilot pesawat asing itu pun keluar dan langsung ditangkap oleh personel Polisi Militer Angkatan Udara.
Satu pilot terlihat tidak melakukan perlawanan. Namun pilot ke dua terlihat memberontak saat ingin ditangkap pihak POM AU.
Pilot yang memberontak tersebut sempat berteriak dengan bahasa Mandarin. Dia pun beberapa kali mencoba melepaskan diri dari kerumunan petugas POM AU.
Namun demikian usaha pilot tersebut sia-sia. Dia dan satu pilot lainnya pada akhirnya ditangkap dan di bawa ke ruang interogasi untuk diperiksa lebih lanjut.

Di ruang interogasi, dua pilot itu diperiksa oleh petugas TNI AU. Mereka ditanya soal tujuan masuk ke wilayah udara Indonesia.
Namun demikian, dua pilot tersebut bersikukuh bahwa jalur udara yang dilintasi itu masih masuk dalam wilayah negaranya.
Setelah diinterogasi cukup lama, dua pilot tersebut akhirnya diminta untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya ditahan.
Komandan Komando Sektor IKN Marsma TNI Abdul Haris mengatakan latihan ini digelar untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia dari ancaman serangan negara lain.
"Latihan ini merupakan bentuk kesiapsiagaan dan profesionalisme TNI AU dalam menegakkan hukum dan menjaga kedaulatan negara di udara. Keberhasilan penanganan pelanggaran wilayah udara tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus dilakukan secara terpadu dengan berbagai pihak terkait,” kata Abdul Haris.
Dia melanjutkan, latihan ini juga bertujuan untuk memperkuat semangat TNI AU Adaptif, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis (AMPUH) yang digaungkan oleh Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono.
"Melalui skenario latihan force down ini, diharapkan tercipta pemahaman yang sama antar instansi terkait, sekaligus menjadi sarana evaluasi prosedur tetap penanganan pelanggaran wilayah udara secara menyeluruh," kata Abdul Haris.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025