Bangkok (ANTARA) - Pevoli putri andalan Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi, memilih tetap realistis dalam menatap persaingan bola voli putri SEA Games 2025 Thailand.
Ia mengungkapkan peta kekuatan di Asia Tenggara masih menempatkan tuan rumah sebagai tim yang paling sulit ditaklukkan.
“Thailand itu paling bagus di Asia Tenggara. Suatu kebanggaan bisa bermain melawan mereka. Kalau bicara emas, sejujurnya masih jauh. Peringkat dua atau tiga saja sudah bagus, tapi nanti kita lihat saja bagaimana hasil akhirnya,” ujar Megawati di Bangkok pada Selasa.
Thailand memang menjadi raksasa dalam pesta olahraga terbesar Asia Tenggara. Sejak 1977, Negeri Gajah Putih telah mengoleksi 16 medali emas voli putri, termasuk 14 kali berturut-turut sejak 1989 hingga 2023.
Indonesia terakhir kali meraih emas pada 1983 di Singapura setelah menang 3-2 atas Filipina.
Baca juga: Pelatih tunggal putri Indonesia minta konsistensi dari para pemain
Dalam tiga edisi terakhir pada 2019, 2021, dan 2023, Merah Putih konsisten kebagian medali perunggu, semuanya setelah mengalahkan Filipina pada perebutan tempat ketiga.
Pada edisi 2025 ini, tim Merah Putih berada di pul B bersama Malaysia, Myanmar, dan Vietnam. Pelatih Marcos Sugiyama mengandalkan gabungan pemain senior dan muda.
Pemain-pemain berpengalaman seperti Megawati Hangestri, Mediol Stiovanny Yoku, Rika Dwi Ratri, dan Syelomitha Afrilauza Wongkar dipadukan dengan talenta muda dari tim U-21 seperti Ajeng Nur Cahaya, Pascalina Mahuze, dan Chelsa Berliana Nurtomo. Ketiganya tampil dalam Piala Dunia Voli U-21 Putri 2025.
Kombinasi tersebut diharapkan memberi warna baru pada performa Indonesia dalam ajang multicaban terbesar se-Asia Tenggara itu.
Indonesia akan memulai laga penyisihan grup dengan menghadapi Malaysia pada Rabu pukul 12.30 WIB, disusul melawan Myanmar pada Kamis pukul 15.00 WIB, dan ditutup menantang Vietnam pada Jumat pukul 17.30 WIB.
Baca juga: Tim bulu tangkis Indonesia dalam kondisi fit jelang final beregu
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
