Media: Kubu Trump jalin kontak dengan politisi potensi capres Ukraina

4 hours ago 2

Moskow (ANTARA) - Sejumlah sekutu senior Presiden AS Donald Trump telah mengadakan pembicaraan dengan calon lawan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menilai apakah Ukraina dapat mengadakan pemilihan presiden dalam waktu dekat, lapor media Politico, Kamis.

Politico memberitakan laporan tersebut dengan mengutip sumber sejumlah anggota parlemen Ukraina dan pakar kebijakan luar negeri AS.

Sejumlah orang yang berpotensi menjadi capres lawan Zelenskyy itu adalah pemimpin oposisi Ukraina dan mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko dan anggota partai Solidaritas Eropa yang dipimpin mantan Presiden Petro Poroshenko, kata para anggota parlemen.

Namun, surat kabar digital tersebut menambahkan bahwa Tymoshenko dan Poroshenko secara terbuka menentang gagasan mengadakan pemilu sebelum konflik Ukraina berakhir.

"Orang-orang Poroshenko dan Yulia, mereka semua berbicara dengan orang-orang dari Dunia Trump, dengan memposisikan diri mereka sebagai orang-orang yang akan lebih mudah untuk diajak bekerja sama, serta orang-orang yang akan menyetujui banyak hal yang tidak disetujui oleh Zelenskyy," kata seorang pakar kebijakan luar negeri terkemuka dari Partai Republik.

Politico juga telah menghubungi perwakilan kedua politisi tersebut untuk dimintai komentar mereka terkait pemberitaan itu.

"Narasi kami bukan untuk mendorong pemilu, tetapi untuk menjamin pemilu yang bebas dan adil, kompetitif, dan pasca-perang di negara kami," kata Partai Solidaritas Eropa yang mengusung Poroshenko, seraya menambahkan bahwa semua kontak dengan kubu Trump mencakup pemaparan pandangan partai tersebut dan mantan presiden Ukraina itu mengenai cara mengakhiri konflik.

Sementara itu, juru bicara Tymoshenko, Natalya Lysova, berterima kasih kepada media tersebut atas ketertarikan yang ditunjukkan, tetapi pihaknya menolak berkomentar.

Sebelumnya pada Februari, Trump mengkritik Zelenskyy karena keengganannya untuk mengadakan pemilu. Dia kemudian menyebut Zelenskyy sebagai "diktator".

Trump juga menyatakan bahwa pemimpin Ukraina tersebut ingin mempertahankan gravy train atau "gampang dapat duit" di tengah konflik yang sengit dengan Rusia.

Trump menuduh pula bahwa Zelenskyy membujuk AS untuk mengeluarkan 350 miliar dolar AS (sekitar Rp5,9 kuadriliun) "untuk berperang dalam konflik yang tidak dapat dimenangkan."

Sumber: Sputnik-OANA

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |