Masyarakat Adat Dayak Sunge Samak hadapi krisis gambut dan ruang hidup

2 months ago 13

Pontianak (ANTARA) - Dataran rendah Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, dulunya dikenal dengan hamparan hutan gambut yang lebat dan hijau. Namun kini, lanskap tersebut telah berubah drastis menjadi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri yang meluas.

Perubahan ini menghadirkan tantangan besar bagi Masyarakat Adat Dayak Kanayatn Binua Sunge Samak, sebuah komunitas yang menggantungkan hidupnya pada keseimbangan alam, terutama ekosistem gambut yang menjadi fondasi utama kehidupan mereka.

Komunitas ini, bagian dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), tetap memegang teguh nilai-nilai leluhur yang mengajarkan pentingnya menjaga hutan, tanah, dan air sebagai sumber kehidupan. Namun, kondisi alam di sekitar mereka berubah cepat, mengikis ruang hidup sekaligus sumber penghidupan yang selama ini menopang keberlanjutan komunitas.

Sekitar 70 persen wilayah adat Binua Sunge Samak terdiri dari tanah gambut yang rapuh, tapi sangat kaya akan kehidupan. Gulwadi, warga setempat, mengenang masa ketika gambut yang bisa mencapai dua meter kedalaman, mampu menahan air dengan baik.

Namun, pembukaan hutan dan masuknya kelapa sawit menyebabkan fungsi penyerapan air gambut menurun drastis, memicu banjir yang makin sering dan parah.

Air banjir yang dulu berwarna hitam pekat kini berubah menjadi kecokelatan karena tercemar limbah dan tanah terbuka, sehingga menjadikan sungai sebagai sumber penyakit alih-alih sumber kehidupan. Warga kehilangan akses air bersih sementara mereka harus menghadapi dampak buruk dari degradasi lingkungan yang terus berlangsung.

Rumah Warga di Desa Pancaroba saat tergenang banjir pada Januari 2025 lalu (ANTARA/HO : Aman Kalbar)

Baca juga: Kalbar optimalkan 61.000 hektare persawahan di rawa non-gambut

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |