Masjid Tjia Khang Hoo di Jaktim, simbol toleransi agama dan budaya

3 days ago 5

Jakarta (ANTARA) - Hujan rintik-rintik tak jadi penghalang bagi Doel dan istrinya, warga Pekayon, Jakarta Timur, menunaikan ibadah salat tarawih pada bulan Ramadhan di masjid yang berjarak sekitar setengah kilometer dari tempat tinggalnya.

"Sebetulnya ada masjid yang lebih dekat dari rumah kami, tetapi saya dan istri sering salat tarawih di masjid ini karena suasananya nyaman sehingga bisa beribadah lebih khusyuk," ujarnya saat ditemui usai melaksanakan salat tarawih malam ke-10 bulan Ramadan di Masjid Tjia Khang Hoo di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Minggu (9/3).

Bagian dalam masjid didominasi warna merah dan emas, yang dalam budaya masyarakat Tionghoa melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Bagian pintunya mengadopsi gaya pintu bulat seperti bulan, yang di bagian gagang dibuat dengan pola menyerupai simbol karakter Mandarin "Shou" yang berarti panjang umur, kemudian di bagian jendela memiliki segi delapan simbol bagua, lambang khusus dari kepercayaan Taoisme.

Di bagian dinding dalam masjid menampilkan ukiran berwarna emas berupa 99 Asmaul Husna. Pada bagian mihrab terdapat lafaz "Allah" dan "Muhammad" berwarna emas dan motif awan xiangyun, bentuk awan keberuntungan dalam budaya Tionghoa, di beberapa sisinya.

Saat bulan Ramadan tiba seperti sekarang, Masjid Tjia Khang Hoo lebih ramai dari biasanya karena banyak warga Muslim sekitar datang untuk menunaikan ibadah salat tarawih pada malam hari. Kondisi bersih dan estetika bangunan membuat Doel kian merasa nyaman beribadah

Bagi Doel, masjid ini bukan hanya menjadi tempat untuk memupuk keimanan, melainkan juga merawat toleransi. Menurutnya, sebagian penduduk di sekitar masjid merupakan keluarga Tionghoa dengan keyakinan yang berbeda-beda, lokasi masjid pun berjarak hanya sekitar 300 meter dari gereja dan vihara.

Masjid ini sebelumnya merupakan rumah milik seorang Tionghoa mualaf bernama Tjia Khang Hoo alias Abdul Soleh yang kemudian diubah menjadi masjid pada akhir 2022. Namun, jauh sebelum pembangunannya, rumah Tjia Khang Hoo yang memiliki lahan luas itu telah menjadi tempat pengajian bagi warga Muslim sekitar.

Sepeninggalnya, anak Tjia Khang Hoo kemudian mewakafkan lahan rumahnya menjadi masjid yang kini menjadi tempat ibadah penting bagi lingkungan sekitarnya.

Selain didominasi ornamen khas Tionghoa, Wildan mengatakan masjid ini juga memasukkan unsur budaya Betawi yang terlihat dari lisplang bercorak gigi balang di bagian atap.

Masjid ini juga berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar ilmu keagamaan dan perayaan hari besar lainnya.

Sementara saat Imlek, sepanjang jalan di depan masjid biasanya dihiasi lampion dan ornamen lainnya. Masjid ini juga sempat dikunjungi rombongan biksu asal Thailand pada 2023 lalu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |