Mahasiswa Jepang ciptakan alat deteksi gangguan pusing pada anak

10 hours ago 4

Tokyo (ANTARA) - Sekelompok mahasiswa pascasarjana di Jepang berhasil mengembangkan sebuah alat untuk mengukur gejala disregulasi ortostatik, yaitu gangguan umum pada anak-anak yang menyebabkan kesulitan fisik saat bangun di pagi hari dan rasa pusing ketika berdiri.

Tim dari Sekolah Pascasarjana Universitas Nagoya itu berharap alat tersebut dapat membantu para penderita menyampaikan gejala mereka dengan lebih jelas, terutama ketika mereka harus absen sekolah akibat kondisi tersebut.

Menurut Kelompok Masyarakat Pediatri Psikosomatik Jepang, gangguan tersebut lebih sering muncul pada masa remaja dan, termasuk gejala ringan, yang memengaruhi sekitar 10 persen siswa sekolah menengah pertama.

Alat berbentuk tongkat yang dinamai OD Checker itu memungkinkan penderita mengukur tingkat keparahan gejala mereka di rumah.

Hasil pengukuran ditampilkan dengan cara yang mudah dipahami, mirip dengan penggunaan termometer untuk mengukur suhu tubuh.

Alat itu bekerja dengan mengukur perubahan detak jantung menggunakan sensor yang ditempelkan di jari pasien ketika mereka beralih dari posisi berbaring ke posisi berdiri. Tingkat keparahan gangguan kemudian dinilai berdasarkan kriteria diagnostik yang berlaku.

Menurut tim pengembang, alat tersebut dirancang khusus untuk mendukung mereka yang sering kesulitan berdiri, serta mampu mendeteksi gejala pusing.

Tim ini dibentuk pada 2021 dan terdiri dari mahasiswa yang memiliki latar belakang di bidang medis dan elektronik. Ke depannya, mereka akan mencari dukungan dari sektor swasta untuk menyempurnakan prototipe serta menjalani uji klinis agar alat ini bisa dipasarkan sebagai perangkat medis resmi.

Kensuke Sumida (26), ketua tim pengembang, menyampaikan bahwa ia ingin memanfaatkan pengalamannya sebagai mantan penderita gangguan ini, yang membuatnya beberapa kali pingsan saat masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Dalam kasus gangguan ini, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang baik. Kami ingin memulai dengan meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini melalui berbagai kegiatan kami," ujarnya.

Sumber: Kyodo

Baca juga: Indonesia-Jepang jalin kolaborasi riset energi selama lima tahun

Baca juga: ASEAN-Jepang luncurkan kemitraan bidang inovasi dan keberlanjutan

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |