Lebanon tuding Israel serang peralatan rekonstruksi

3 hours ago 2

Beirut (ANTARA) - Pejabat dan warga Lebanon mengatakan serangan udara Israel di Lebanon selatan menghancurkan ratusan alat berat untuk rekonstruksi, memicu kekhawatiran keterlambatan pembangunan kembali hampir setahun setelah konflik perbatasan dengan kelompok Hizbullah berakhir.

Warga mengatakan serangan Israel menghantam pabrik, jalan raya, dan showroom mesin di berbagai kota, hingga menyebabkan kerugian besar bagi kontraktor lokal. Banyak mesin yang menjadi sasaran merupakan milik perusahaan yang mengerjakan proyek-proyek kota seperti pembersihan puing, perbaikan jalan, serta restorasi air dan limbah.

"Semua yang kami miliki, semua mesin dan peralatan, hancur dalam sekejap," kata Ahmad Tabaja, yang pabrik ekskavatornya di Msayleh, Lebanon selatan, rata dengan tanah. "Puluhan buldoser dan ekskavator hancur menjadi rangka gosong. Ini adalah pabrik sipil, bukan target militer."

Warga memeriksa kendaraan berat yang hancur akibat serangan udara Israel di Msayleh, Lebanon, 11 Oktober 2025. (Xinhua/Ali Hashisho)

Pejabat intelijen militer, Pasukan Keamanan Dalam Negeri, dan kota Lebanon mengatakan Israel telah berulang kali menargetkan mesin ekskavasi dan lokasi konstruksi di Lebanon selatan sejak gencatan senjata.

Sementara itu, militer Israel menyebut pihaknya menargetkan "infrastruktur dan peralatan teknik Hizbullah yang digunakan untuk membangun kembali fasilitas teroris."

Survei yang dilakukan oleh kota-kota setempat dan Council of the South, yang memberikan kompensasi kepada korban perang di daerah selatan, menemukan sekitar 400 ekskavator dan buldoser hancur atau rusak, melumpuhkan pekerjaan pembersihan puing dan rehabilitasi infrastruktur.

Kerugian di Msayleh saja diperkirakan mencapai 15 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.580), dengan daerah-daerah sekitarnya menambahkan lagi kerugian sebesar 30 juta dolar AS, menurut laporan peneliti lokal.

Foto yang diambil pada 17 Oktober 2025 ini menunjukkan kompleks pabrik semen yang hancur akibat serangan udara Israel di Ansar, Lebanon. (Xinhua/Ali Hashisho)

Pihak berwenang sedang mempertimbangkan bantuan internasional yang mendesak untuk mengganti mesin yang hancur, tetapi pembatasan impor dan krisis keuangan Lebanon dapat menunda pemulihan selama berbulan-bulan, kata narasumber di Sindikat Kontraktor Lebanon.

Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menginstruksikan Menteri Luar Negeri Lebanon Youssef Rajji untuk mengajukan keluhan mendesak kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyebut serangan itu sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap Resolusi PBB 1701 dan kesepakatan gencatan senjata November tahun lalu."

Israel dan Hizbullah terlibat dalam konflik lintas perbatasan selama 13 bulan setelah konflik Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023. Konflik tersebut menyebabkan puluhan ribu orang di Lebanon selatan mengungsi dan menyebabkan kerusakan ekstensif pada kota-kota dan infrastruktur.

Meskipun gencatan senjata telah dicapai pada November 2024, pasukan Israel terus melancarkan serangan udara di Lebanon selatan, dengan alasan ancaman dari Hizbullah. Israel juga mempertahankan posisi militer di lima titik di sepanjang perbatasan, meskipun penarikan pasukan telah dijadwalkan pada 18 Februari lalu.

Sumber: Xinhua

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |