Jenewa (ANTARA) - Eskalasi konflik geopolitik dan ketidakstabilan regional telah membawa tingkat kerja sama global ke titik terendah, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) pada Selasa (7/1).
Laporan Barometer Kerja Sama Global (Global Cooperation Barometer) 2025 menyerukan kepada komunitas internasional untuk secara aktif menjajaki berbagai jalur kerja sama dan memperkuat kolaborasi untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama.
Laporan itu menggunakan data statistik dari 2012 hingga 2023 untuk mengevaluasi tren kerja sama global di lima bidang, mencakup perdagangan dan modal, inovasi dan teknologi, iklim dan sumber daya alam, kesehatan dan kesejahteraan, serta perdamaian dan keamanan. Laporan tersebut menyatakan keyakinan bahwa setelah momentum positif selama satu dekade, kerja sama internasional di berbagai bidang terhenti.
Dipengaruhi oleh persaingan dan konflik geopolitik yang kian intensif, tingkat kerja sama global terkait perdamaian dan keamanan menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan itu. Pada 2023, dipengaruhi oleh krisis di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan, konflik geopolitik dan krisis kemanusiaan yang diakibatkannya mencapai tingkat keparahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, lanjut laporan itu.
Laporan itu menyatakan kerja sama global untuk mencapai tujuan iklim semakin kuat pada 2023, arus modal dan perdagangan teknologi rendah karbon seperti energi surya, energi angin, dan kendaraan listrik meningkat. Seiring emisi karbon global terus meningkat, penguatan kerja sama global diperlukan untuk mencapai tujuan iklim pada 2030.
Turbulensi politik dan geopolitik berpotensi merusak upaya kerja sama global, seperti tertulis dalam laporan itu. Meskipun sejumlah bidang menunjukkan penurunan, bidang-bidang seperti perdagangan, inovasi, dan iklim, kerja sama global masih berada dalam tren positif.
Berkat digitalisasi ekonomi global, kerja sama teknologi dan inovasi global terus meningkat pada 2023. Namun, teknologi berkembang seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mengubah lanskap global, meningkatkan kemungkinan frontier baru dalam persaingan geostrategis, ungkap laporan tersebut.
Laporan itu menyatakan kerja sama global untuk mencapai tujuan iklim semakin kuat pada 2023, arus modal dan perdagangan teknologi rendah karbon seperti energi surya, energi angin, dan kendaraan listrik meningkat. Seiring emisi karbon global terus meningkat, penguatan kerja sama global diperlukan untuk mencapai tujuan iklim pada 2030.
Ini kedua kalinya WEF merilis Barometer Kerja Sama Global sejak 2024. Presiden WEF Borge Brende mengatakan dalam menghadapi situasi global yang penuh tantangan, kerja sama merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi tantangan besar ekonomi, lingkungan, dan teknologi.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025