Kuala Lumpur (ANTARA) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-20 Asia Timur yang digelar di sela KTT Ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, memperbarui komitmen untuk menegakkan dialog, perdamaian, dan multilateralisme di kawasan.
“Kita akan terus mengedepankan dialog di atas pemaksaan, keseimbangan di atas pertentangan, serta kerja sama di atas konfrontasi. Kita tegaskan komitmen bagi perdamaian global, multilateralisme, dan hukum internasional,” kata Ketua ASEAN, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Anwar mengatakan KTT Asia Timur didirikan para pendahulu dengan pandangan jauh ke depan sebagai forum yang dipimpin oleh para pemimpin, guna berdialog mengenai isu-isu strategis, politik, dan ekonomi yang menjadi kepentingan dan perhatian bersama.
Forum KTT Asia Timur berupaya memperkuat norma global dan nilai-nilai universal yang diakui bersama, dengan ASEAN sebagai kekuatan penggerak.
Dalam KTT tersebut, Anwar Ibrahim menyoroti sejumlah isu terkait konflik yang terjadi.
Mengenai Gaza, Anwar meyakini semua pihak menyambut baik rencana komprehensif Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri konflik Gaza, sebagai langkah awal yang penting dan krusial untuk menghentikan kegilaan, genosida, dan kekejaman yang terjadi.
Namun, ia menegaskan bahwa upaya tersebut harus terus dipantau dengan cermat agar tercapai perdamaian yang berkelanjutan — perdamaian yang inklusif, adil, dan menghasilkan solusi politik yang langgeng bagi Palestina.
Sementara mengenai Myanmar, ASEAN telah membahasnya secara khusus dan mendalam. ASEAN tetap berkomitmen untuk menegakkan lima poin konsensus.
“Saya harus mengakui bahwa dalam dua pertemuan yang saya lakukan bersama rekan-rekan ASEAN, para pemimpin — termasuk Presiden sementara Min Aung Hlaing — telah menunjukkan kerja sama dalam berinteraksi dengan kami,” jelas Anwar.
Pasca-gempa bumi yang melanda Myanmar, ASEAN berkomitmen memberikan seluruh dukungan kemanusiaan yang diperlukan dengan dua syarat, yakni segera melakukan gencatan senjata dan menghentikan pengeboman; serta memastikan bantuan kemanusiaan, termasuk rumah sakit lapangan harus diberikan akses penuh kepada semua pihak tanpa memandang kelompok minoritas atau afiliasi politik.
“Saya patut memuji bahwa Jenderal Min Aung Hlaing telah menyetujui hal ini. Selama satu tahun terakhir, kita telah melihat kemajuan relatif — meskipun masih ada keluhan tentang beberapa insiden penembakan, namun jelas tidak sebesar yang pernah terjadi sebelumnya,” kata Anwar.
Selanjutnya Anwar menyatakan dirinya selaku Ketua ASEAN kembali bertemu Min Aung Hlaing di Beijing, menyerukan gencatan senjata dan menegaskan konsensus ASEAN mengenai perlunya pemilihan yang inklusif, adil, dan bebas.
“Tentu, kita tidak selalu sependapat dalam semua pandangan, tetapi saya tetap mendorong para rekan untuk terus melakukan keterlibatan, melanjutkan bantuan kemanusiaan, dan membiarkan Myanmar menjalankan urusan negaranya melalui mekanisme nasional mereka sendiri dengan melibatkan semua pihak,” jelasnya.
Dia menyatakan seluruh kelompok oposisi Myanmar — yang terdiri atas sebanyak 27 kelompok — telah diundang ke Kuala Lumpur, Malaysia, agar terlihat bahwa semua pihak dilibatkan. Sebanyak 27 kelompok, terdiri dari berbagai minoritas dan partai, telah berpartisipasi secara positif, dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Lebih jauh dia menyinggung mengenai Laut Cina Selatan, di mana telah dilakukan pembahasan yang ekstensif. Malaysia menyambut baik bahwa semua pihak telah sepakat untuk merumuskan pedoman atau code of conduct.
“Namun seperti halnya dalam berbagai isu lain, kami ingin penyelesaian dilakukan di dalam kerangka ASEAN dan antara ASEAN dengan mitra-mitra di kawasan. Karena bila hal ini tampak dipaksakan atau didikte oleh kekuatan luar, situasi justru akan menjadi lebih rumit dan tegang,” kata Anwar mengingatkan.
Menurut dia, sejauh ini kondisi masih terkendali. Malaysia tetap mendesak agar semua pihak melanjutkan negosiasi berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal, khususnya UNCLOS 1982 dan code of conduct.
Baca juga: KTT ASEAN berfokus pada pembahasan Myanmar, Gaza, Laut China Selatan
Terakhir, mengenai Korea Utara, Malaysia mencermati meningkatnya peluncuran rudal balistik baru-baru ini. Namun posisi Malaysia, kata Anwar, tetap melanjutkan upaya keterlibatan untuk mendorong perdamaian.
“Sebab, ketika kita menyerukan keterlibatan di berbagai isu mulai dari Gaza, Ukraina hingga Myanmar, maka kita tidak seharusnya menutup pintu terhadap DPRK (Korea utara),” jelasnya.
Anwar menekankan KTT Ke-20 Asia Timur akan mengadopsi Deklarasi Kuala Lumpur tentang Peringatan 20 Tahun KTT Asia Timur serta Pernyataan Para Pemimpin tentang Promosi Lokalisasi dalam Tindakan Antisipatif untuk Kesiapsiagaan dan Tanggap Bencana.
Dia pun mengucapkan selamat kepada negara-negara peserta KTT Asia Timur atas komitmen dan ketekunan yang telah menghasilkan pencapaian tersebut yang menjadi contoh nyata bahwa keberagaman tidak harus memecah belah.
“Dalam pertemuan ini, saya ingin secara pribadi menyampaikan penghargaan kepada dua rekan tamu, Presiden Brasil dan Afrika Selatan,” ujar dia.
Baca juga: ASEAN desak semua pihak patuhi kesepakatan damai Gaza
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































