Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mendorong sinergi dengan organisasi buruh migran guna memperkuat keterampilan dan pemberdayaan pekerja migran Indonesia.
"Kalau hulunya kuat, sistem di tengah dan di ujung juga akan berjalan baik," kata Menteri P2MI Mukhtarudin, saat menerima audiensi Federasi Buruh Migran Nusantara (F-Buminu) Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) di Kantor KP2MI, Jakarta, Selasa (14/10).
Pertemuan tersebut membahas sinergi program dan kolaborasi strategis antara pemerintah dan organisasi buruh dalam meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan bagi pekerja migran Indonesia.
Pertemuan tersebut juga menegaskan komitmen bersama antara pemerintah dan organisasi buruh untuk membangun tata kelola pekerja migran yang lebih adil, adaptif, dan berkelanjutan.
Selama pertemuan tersebut, Menteri Mukhtarudin memberikan apresiasinya terhadap Federasi Buminu Sarbumusi atas kepeduliannya terhadap isu perlindungan pekerja migran.
Menurutnya, perhatian dan keterlibatan organisasi masyarakat dalam isu migrasi tenaga kerja menunjukkan kesamaan visi dengan arah kebijakan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Presiden telah menekankan tiga prioritas utama dalam tata kelola pekerja migran Indonesia, yaitu peningkatan keterampilan, penguatan advokasi dan perlindungan, serta pemberdayaan ekonomi bagi pekerja migran purna," ujar Mukhtarudin.
Dia menegaskan bahwa penguatan di hulu menjadi fokus utama pemerintah, terutama melalui penyusunan desain besar perlindungan PMI yang mencakup pra-penempatan, masa kerja, hingga purna-penempatan.
"Karena itu, kami sedang mengembangkan Desa Migran sebagai ekosistem yang membangun kesadaran dan kesiapan masyarakat sejak awal," katanya.
Menteri P2MI itu menyoroti pentingnya vokasi dan penguasaan bahasa asing bagi calon pekerja migran agar mereka dapat bersaing di sektor formal internasional.
Pemerintah, imbuh dia, terus mendorong peningkatan kapasitas calon pekerja migran menuju kategori medium-high skilled workers melalui pelatihan berbasis kebutuhan pasar kerja global.
Selain itu, KP2MI juga menekankan pentingnya pemberdayaan pekerja migran, salah satunya bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM untuk membuka akses pembinaan bagi pekerja migran yang ingin berwirausaha.
"Pemberdayaan pekerja migran purna ini yaitu membuka usaha mikro yang produktif, atau bekerja kembali di sektor industri yang sesuai dengan keahlian mereka," demikian kata Menteri P2MI tersebut.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.