Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) membahas peluang kerja sama dan penempatan pekerja migran Indonesia dalam pertemuan dengan sejumlah organisasi internasional di kantor kementerian tersebut di Jakarta, Selasa (11/3).
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding yang didampingi Wakil Menteri (Wamen) P2MI, Christina Aryani, dalam pertemuan tersebut menguraikan berbagai masalah terkait pekerja migran Indonesia, menurut rilis pers KP2MI pada Selasa.
Karding menyebut salah satu masalah yang ada adalah terkait pemberdayaan bagi para pekerja migran Indonesia.
"Sehingga kita butuh pendampingan dalam hal pemberdayaan ekonomi, melatih mereka untuk berusaha memerlukan akses ke modal, dan juga melatih mereka memerlukan akses ke pasar, dan seterusnya," kata dia.
Adapun organisasi internasional yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), The Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), Organisasi Buruh Internasional (ILO), Organisasi Buruh Migran Internasional (IOM), Kerja Sama Indonesia-Jepang (JICA) dan Kerja sama Indonesia-Korea Selatan (KOICA).
Menteri Karding melanjutkan bahwa masalah lain yang terkait PMI adalah terkait pelindungan karena isu pelindungan menjadi salah satu prioritas agar pekerja migran Indonesia bisa terlindungi secara hukum di negara penempatan.
"Jadi pelindungan PMI termasuk yang di luar negeri untuk penampungan, kemudian advokasi kalau terjadi masalah, baik litigasi maupun non-litigasi," tambah Menteri Karding.
Oleh karena itu, Menteri Karding menyebut bahwa kementeriannya membuka ruang bagi pihak luar untuk berkolaborasi memperbaiki tata kelola pekerja migran Indonesia.
"Nanti kita berdiskusi dan menjalankan kolaborasi ini untuk mampu sekali lagi memperkuat, memperbaiki tata kelola pekerja migran Indonesia, dalam hal ini kualitas pelindungan dan kualitas tenaga kerja yang lebih baik," kata Menteri Karding
Sementara itu, Wamen P2MI Christina Aryani juga menyambut baik pertemuan tersebut. Terlebih, dia menilai KemenP2MI tidak bisa bekerja sendiri tanpa kolaborasi dengan pihak-pihak terkait.
"Tantangannya, kami tidak bisa bekerja sendiri, perlu kolaborasi dan tentunya dukungan anggaran. Dari pertemuan ini akan kita bahas lebih lanjut," katanya.
Wamen Christina menambahkan bahwa KemenP2MI juga tertarik membuka lebih banyak peluang kerja dan penempatan pekerja migran dengan negara-negara yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Adapun Country Director GIZ Indonesia dan ASEAN Hans Ludwig Bruns mengaku bersedia melanjutkan dan meningkatkan kerja sama dengan KemenP2MI terkait penempatan pekerja migran Indonesia, khususnya yang telah memiliki keterampilan.
Selain itu, GIZ juga menyambut baik rencana KemenP2MI, terutama terkait pelatihan dan keterampilan bahasa Jerman untuk kaum muda dan lulusan sekolah-sekolah kesehatan.
"Inilah yang ingin kami dukung dalam membantu memperoleh keterampilan yang diperlukan," demikian katanya.