Jakarta (ANTARA) - Transformasi digital telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk cara industri beroperasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Di tengah kemajuan teknologi yang begitu cepat, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) dengan keterampilan teknis yang relevan menjadi semakin penting.
Keberhasilan transformasi digital tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan perangkat atau sistem, tetapi juga oleh kesiapan manusia yang mampu mengoperasikan, mengembangkan, dan memberikan makna pada teknologi tersebut.
Dalam sektor transportasi dan logistik yang menjadi tulang punggung mobilitas ekonomi, perubahan ini terasa paling signifikan.
Banyak perusahaan kini beralih ke sistem berbasis Internet of Things (IoT), otomatisasi, hingga analisis data untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Namun, tantangan besar muncul ketika tenaga kerja yang tersedia tidak memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi baru tersebut.
Kesenjangan keterampilan antara generasi pekerja lama yang terbiasa dengan sistem manual dan kebutuhan industri masa kini menjadi penghambat utama. Tanpa SDM yang terampil, digitalisasi hanya akan menjadi jargon tanpa hasil nyata.
Realitas di lapangan menunjukkan paradoks yang kerap terjadi dimana perusahaan telah berinvestasi besar pada teknologi mutakhir, tetapi efisiensi dan daya saing yang diharapkan tidak tercapai karena keterbatasan kemampuan operator.
Banyak teknisi belum familiar dengan perangkat digital seperti sensor, sistem navigasi, GPS, atau manajemen data berbasis cloud. Kesenjangan ini bukan sekadar menghambat transformasi, tetapi juga berpotensi mengancam daya saing industri jika tidak segera diatasi.
Penguatan kapasitas SDM teknis harus dipandang sebagai strategi utama menghadapi era digital.
Baca juga: Wujudkan visi Presiden, Kemenhub tingkatkan kualitas SDM teknis
Baca juga: Perusahaan logistik tekankan solusi terpadu jawab kebutuhan industri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.