Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Hasbullah Thabrany menegaskan adanya pemahaman cukai yang dibebankan kepada produk tembakau sebagai bagian dari sumber pendapatan negara adalah hal yang keliru.
"Cukai rokok dipahami kebanyakan adalah sumber pendapatan negara, dan itu keliru besar," katanya dalam kegiatan peluncuran dan bedah buku "Drakula Ekonomi: Telaah Antropologis dan Sosial Ekonomi Industri Tembakau" di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia itu menegaskan undang-undang menyebutkan bahwa cukai produk tembakau merupakan pungutan paksa untuk mengendalikan konsumsi. Sehingga, cukai produk tembakau bukanlah bagian dari pemasukan yang harus dipertahankan.
"Karena cukai rokok adalah uang denda buat masyarakat yang perilakunya tidak sehat. Karena dia tidak sehat perilakunya, maka di denda," tegasnya.
"Sama kalau orang nyetir di jalanan tidak berdisiplin, ada E-TLE, kena denda berapa? Tidak pakai seatbelt, didenda. Karena dia bisa membahayakan dirinya, nanti akhirnya bikin susah orang, jadi bukan sumber pendapatan negara yang harus dibanggakan," lanjutnya.
Oleh karena itu, Hasbullah berharap para pemangku kepentingan terkait dapat menyadari hal ini, sebab ke depannya, Indonesia memiliki satu visi besar yang harus diwujudkan, yaitu Indonesia Emas 2045.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menghindari rokok, sebagai sebuah upaya menjaga kesehatan masyarakat.
Salah satunya, kata dia dengan bersikap sebagaimana orang tua yang tidak menginginkan anaknya terpapar asap rokok, ikut merokok, atau bahkan menjadi contoh dari anaknya dalam perilaku merokok.
"Rasanya satu, semua tidak ingin, pasti semua bapak tidak mau anaknya merokok, saya yakin seyakin-yakinnya. Nah dari situ saja mungkin kita bisa, bagaimana kemudian kita sama-sama menjadi orang tua, bagaimana kemudian kita menjaga anak-anak kita (dari paparan rokok)," tutur Siti Nadia Tarmizi.
Baca juga: CHED-ITB AD bahas industri tembakau lewat buku "Drakula Ekonomi"
Baca juga: Komnas PT: Cukai rokok perlu naik sampai efektif kendalikan konsumsi
Baca juga: Komnas PT: Kemasan standar efektif lindungi generasi muda dari rokok
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025