KLH terus perkuat elemen perdagangan karbon, pastikan transparansi

3 weeks ago 5
...Sistem Registri Nasional (SRN), kita pahami SRN saat ini belum robust banget, belum kuat-kuat banget

Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan terus memperkuat seluruh elemen perdagangan karbon untuk memastikan transparansi dan integritasnya.

"Dari elemen-elemen pokok yang harus kita bangun dan kita perkuat, tentu ini memerlukan dukungan kita semua. Yang pertama adalah Sistem Registri Nasional (SRN), kita pahami SRN saat ini belum robust banget, belum kuat-kuat banget. Sehingga tentu dukungan kita semua di dalam membangun sistem ini menjadi sangat penting," kata Menteri LH/Kepala BPLH Hanif dalam konferensi pers usai peluncuran perdagangan karbon internasional di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan saat ini KLH bersama kementerian/lembaga lain sedang terus membangun agar SRN dapat menjadi lebih kuat.

Baca juga: Indonesia resmi luncurkan perdagangan karbon internasional

SRN adalah sistem registri yang mencatat berbagai aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan seluruh pemangku kepentingan di Tanah Air. SRN juga difungsikan untuk penelusuran saat penerbitan Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE).

Pihaknya juga terus memperkuat Standar Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (Measurement, Reporting, and Verification/MRV) untuk pelaporan dan verifikasi.

"MRV ini tentu masih banyak koreksi dari kita semua, beban biaya yang cukup tinggi, waktu yang lama. Ini harus benar-benar menjadi koreksi kita bersama. Kita harus melakukan pelayanan yang mudah dan murah, namun tetap berintegritas tinggi," katanya.

Baca juga: Menteri LH tegaskan komitmen RI untuk perdagangan karbon luar negeri

Langkah penguatan dilakukan untuk memastikan SPE yang memiliki integritas tinggi dan menghindari penghitungan ganda, mengingat pasar karbon terus berkembang tidak hanya di Indonesia tapi di beberapa negara lain.

Sebelumnya Indonesia pada hari ini resmi meluncurkan perdagangan karbon internasional setelah sebelumnya perdagangan karbon domestik diluncurkan pada 2023 di Bursa Karbon Indonesia. Sejauh ini volume perdagangan karbon mencapai 1.780.000 ton karbondioksida ekuivalen (CO2e) dari sektor energi.

Baca juga: Bursa Karbon targetkan volume perdagangan 750.000 ton karbon di 2025

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |