Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengatakan proses simulasi ulang tengah dilakukan terkait target yang akan tertuang dalam Second Nationally Determined Contribution (NDC) menyesuaikan dengan target pembangunan nasional.
"Memang harus me-rerun simulasi yang kita buat karena ada perkembangan terkait dengan perencanaan pembangunan," kata Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH Ary Sudijanto ketika ditemui usai penandatanganan Mutual Recognition Agreement (MRA) antara KLH dan Gold Standard Foundation di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan penyusunan dokumen iklim Indonesia yang kedua atau Second NDC untuk diserahkan kepada Sekretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) harus menjalani simulasi ulang mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ingin dicapai Presiden Prabowo Subianto.
"Kita sedang rerun, harapannya Juli sudah selesai dan kemudian kita bisa submit sebelum COP ke-30," jelasnya.
Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 atau COP30 sendiri akan dimulai di Brazil pada November tahun ini.
Ary menjelaskan bahwa pihaknya sudah meminta masukan kepada kementerian/lembaga terkait mengenai simulasi ulang tersebut, untuk disesuaikan perhitungannya dengan target yang ingin dicapai oleh pemerintah.
Dia menyebut sejumlah sektor kemudian melakukan simulasi untuk penyesuaian termasuk sektor kelautan yang rencananya menjadi sektor baru yang masuk dalam Second NDC.
Sebelumnya, Indonesia sudah memiliki target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang di dalam Enhanced NDC. Target tersebut adalah pengurangan emisi 31,89 persen lewat upaya sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional yang diharapkan dapat dicapai pada 2030.
Baca juga: Perkuat posisi di pasar karbon global, RI-Gold Standard jalin MRA
Baca juga: Menteri LH: Target emisi tiap sektor Second NCD masih didiskusikan
Baca juga: KLH: Dokumen iklim Second NDC tunggu persetujuan Presiden Prabowo
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025