KKP: Ekspor perikanan Sulawesi Utara merambah hingga ke 42 negara

3 days ago 10
komoditas ekspornya mencakup 34 item, dan yang menjadi unggulan adalah tuna, cakalang, tongkol, kerapu, layang, ikan asap, goby, rumput laut dan marlin

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memaksimalkan potensi perikanan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk meningkatkan ekspor nasional yang dalam empat tahun terakhir menembus 42 negara.

"Ekspor komoditas perikanan nasional sejak empat tahun terakhir (2020-2024) volume ekspor perikanan dari provinsi itu terus meningkat merambah 42 negara," kata Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan Perikanan (BPPMHKP/Badan Mutu) KKP Ishartini dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Ia menyampaikan dilihat dari indikator kuantitatif maupun kualitatif kinerja ekspor Sulut semakin membaik, bahkan termasuk dalam 10 besar provinsi dengan nilai ekspor terbesar bersama Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara (Sumut), Jawa Tengah (Jateng) Bali dan Jawa Barat.

KKP mencatat secara berturut, nilai ekspor perikanan Sulut sejak 2021 sampai 2024 yakni 20.838 ton, 23.386 ton, 25.530 ton, dan 28.056 ton. Sedangkan nilai ekspor mencapai puncaknya tahun 2024 di kisaran 162.690.296 dolar AS atau sekitar Rp2,6 triliun (kurs Desember 2024).

Dari total 42 negara yang menjadi pasar ekspor perikanan Sulut, 10 besar diantaranya yakni Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, Australia, Thailand, Vietnam, Hong Kong, Korea, Belanda dan Kanada.

"Sedangkan kalau terkait komoditas ekspornya mencakup 34 item, dan yang menjadi unggulan adalah tuna, cakalang, tongkol, kerapu, layang, ikan asap, goby, rumput laut dan marlin," tambah Ishartin

Dalam upaya peningkatan ekspor perikanan dari Sulawesi Utara, Badan Mutu KKP melaksanakan sembilan sertifikasi untuk memenuhi prasyarat mutu dan keamanan pangan di negara tujuan.

Sertifikasi tersebut meliputi standar global pada perbenihan, pembesaran, produksi obat ikan, distribusi obat ikan, kelayakan pengolahan ikan (SKP), HACCP, pakan ikan,penanganan ikan di atas kapal, serta sistem distribusi komoditas perikanan atau SPDI.

“Peningkatan volume ekspor ikan Sulut yang semakin meningkat membuktikan sertifikasi mutu berdampak kepada kepercayaan konsumen, keberterimaan dan daya saing global,” pungkasnya.

Ishartini juga memastikan pihaknya selalu bersinergi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait kebijakan quality assurance untuk kegiatan eksportasi maupun penjaminan mutu perikanan di pasar domestik.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa pembentukan Badan Mutu KKP merupakan lembaga quality assurance komoditas perikanan di sepanjang rantai produksi (hulu - hilir), dalam rangka keberterimaan, diversifikasi komoditas dan negara tujuan ekspor. Serta mendukung program pemerintah dalam penyediaan pangan sehat asal ikan untuk mengangkat martabat masyarakat perikanan di daerah dan mencapai kesejahteraan.

Baca juga: KKP salurkan Rp163 miliar geliatkan perikanan tangkap Sulut

Baca juga: Cirebon optimalkan 85 ribu benih ikan untuk ketahanan pangan

Baca juga: KKP jalin kesepakatan mutu dengan 38 negara urai hambatan ekspor

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |