Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian mengatakan rencana transformasi Fakultas Teknologi Pangan (Fateta) IPB menjadi Sekolah Teknik IPB harus dilakukan dengan tujuan mencapai kedaulatan pangan dan mewujudkan program Astacita Presiden Prabowo Subianto.
“Kita perlu melihat lebih jauh, bahwa rencana kebijakan perubahan ini harus ditempatkan dalam kerangka besar pembangunan nasional, termasuk visi besar Astacita dalam memperkuat kedaulatan pangan dan membangun sektor pertanian modern berbasis ristek,” kata Hetifah di Jakarta, Kamis.
Hetifah mengatakan Komisi X DPR juga menekankan pentingnya prinsip good university governance yang mengedepankan transparansi, partisipasi, dan dialog dalam pengambilan keputusan strategis di perguruan tinggi.
Menurutnya, Fateta IPB memiliki posisi strategis sebagai garda terdepan dalam pengembangan teknologi pertanian dan agroindustri, namun muncul kekhawatiran terhadap hilangnya identitas keilmuan dengan melebur ke dalam struktur umum engineering.
“Terkait kebijakan perubahan nomenklatur atau reposisi akademik (Fateta menjadi Sekolah Teknik) menurut saya, tetap harus didasarkan pada kajian ilmiah yang kuat, relevansi masa depan, dan tetap menghormati nilai historis serta karakter keilmuan yang telah lama melekat,” ujarnya
Hetifah menilai aspirasi para alumni dan tokoh Fateta, sebenarnya sejalan dengan semangat Astacita yang menekankan kesinambungan, penguatan kapasitas nasional, serta penghargaan terhadap tradisi keilmuan sebagai bagian dari kemandirian bangsa.
“Oleh karena itu, kebijakan ini seharusnya tidak dijalankan secara terburu-buru,” tegas Hetifah.
Atas dasar itu, legislator dapil Kalimantan Timur ini menyerukan kepada pihak kampus, rektorat maupun dekanat, untuk membuka ruang dialog yang inklusif, demokratis, dan berorientasi pada solusi bersama.
“Sehingga teknologi pertanian di Fateta IPB makin berperan dalam mewujudkan pembangunan nasional, namun tetap tidak menghilangkan identitas keilmuan,” tuturnya.
Sebelumnya, Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB University (Fateta IPB) menyatakan bahwa Fateta menjawab tantangan pembangunan sektor pertanian sebagaimana tertuang dalam visi Astacita Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ketua Umum Himpunan Alumni Fateta (HAF) IPB Luhur Budijarso menegaskan bahwa Fateta dan para alumninya berada di garis depan dalam mendorong sinergi antara riset, inovasi teknologi, dan kebutuhan nyata di lapangan. Pernyataan ini menyikapi betapa pentingnya Fateta dibanding berubah menjadi sekolah teknik.
“Saat ini kita menghadapi tantangan yang luar biasa besar dan pemerintah, Pak Prabowo melalui Astacita menekankan betapa pertanian ini menjadi garda terdepan,” ujar Luhur di sela Diskusi Akademik di IPB Convention Centre, Senin (10/6).
Dia mengatakan pertanian akan menjadi garda terdepan sebagaimana arahan Presiden Prabowo, namun hal itu hanya bisa diwujudkan dengan kolaborasi semua pihak.
"Tantangan yang kita hadapi luar biasa besar, dan tidak bisa dijawab oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi seluruh elemen: pemerintah, akademisi, alumni, industri untuk menciptakan solusi yang konkret dan berkelanjutan,” kata Luhur.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025