Ketegangan udara China-Filipina meningkat di Laut China Selatan

16 hours ago 5

Istanbul (ANTARA) - Ketegangan di udara antara China dan Filipina meningkat ketika Beijing pada Jumat melaporkan insiden lain di perairan Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan.

Menurut Kementerian Pertahanan China, Komando Palagan Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengeluarkan peringatan dan mengusir dua pesawat C-208 Filipina dan sebuah pesawat N-22 yang telah "memasuki wilayah udara" di atas sebuah pulau di LCS pada Kamis (20/2).

Tian Junli, juru bicara komando tersebut, mengatakan sebuah pesawat C-208 Filipina "secara ilegal memasuki wilayah udara China di atas Pulau Huangyan" di LCS dan "mengubah ketinggian beberapa kali."

Pulau Huangyan dikenal pula sebagai Scarborough Shoal atau Bajo de Masinloc.

"Hanya dalam 218 detik, pesawat itu turun 920 meter (3.018 kaki) dengan cara yang tidak profesional dan berbahaya, dengan sengaja melintasi ketinggian helikopter patroli normal, sehingga menimbulkan risiko tinggi terjadinya insiden maritim dan udara," kata Tian.

Manila belum menanggapi pernyataan Beijing tentang insiden tersebut.

"Filipina kemudian berbalik dan menuduh China melakukan 'tindakan berbahaya'. Filipina-lah yang pertama memprovokasi masalah dan kemudian memutarbalikkan kebenaran dengan berusaha menyebarkan klaimnya yang ilegal," kata Tian.

Insiden itu adalah insiden kedua yang melibatkan China dan Filipina di perairan LCS yang disengketakan, di mana kedua negara memiliki klaim yang saling bertentangan.

Filipina dan China juga membuat klaim yang saling bertentangan pada Selasa tentang "pertemuan di udara" di atas Scarborough Shoal yang disengketakan.

Pekan lalu, Australia mengatakan sebuah jet tempur PLA J-16 "melepaskan suar di dekat" pesawat patroli maritim Angkatan Udara Australia P-8A Poseidon yang tengah "melakukan patroli rutin pengawasan maritim" di atas LCS pada Selasa.

Kontak di udara antara kedua pesawat itu dilaporkan terjadi di atas Xisha Qundao, yang juga dikenal sebagai Kepulauan Paracel, menurut Kementerian Luar Negeri China, yang menolak "narasi palsu" Australia.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Filipina akan kembalikan rudal AS jika China berhenti 'agresif'
Baca juga: Kerja sama militer AS-Filipina diminta tidak ganggu hak maritim China

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |